Kamis, 22 Oktober 2009

Serah Terima Jabatan
Fadilah Supari, Endang & Nila Moeloek Bertemu
Ketiganya tampak berjalan bersama dan beriringan dari tangga menuju lantai atas.
Kamis, 22 Oktober 2009, 19:15 WIB
Ismoko Widjaya, Syahid Latif
Menkes, Siti Fadilah Supari memberikan keterangan terkait kasus flu babi (ANTARA/Prasetyo Utomo)

VIVAnews - Pemandangan menarik terjadi di jelang serah terima jabatan Menteri Kesehatan. Tiga 'srikandi' hadir dalam acara serah terima jabatan Menteri Kesehatan.

Pantauan VIVAnews, tiga 'srikandi' yang kini menjadi pemberitaan hangat di media itu yakni, mantan Menteri Kesehatan Siti Fadilah Supari, Menteri terpilih Endang Rahayu Sedyaningsih, dan Nila Djuwita Moelok, calon menteri yang gagal seleksi.

Ketiganya tampak berjalan bersama dan beriringan dari tangga menuju lantai atas di Gedung Departemen Kesehatan, Jalan HR Rasuna Said, Jakarta Selatan, Kamis, 22 Oktober 2009.

Siti Fadilah tampak berbincang akrab dengan mantan bawahannya yang kini dipilih Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menjadi menteri, Endang Rahayu. Siti yang mengenakan baju batik berwarna hijau datang paling terakhir sekitar pukul 18.50 WIB.

Siti Fadilah disambut Endang dan terlihat keduanya berjabatan tangan. Nila Moeloek tampak berjalan di belakang Siti Fadilah dan Endang Rahayu.

Tiga orang ini menjadi perbincangan jelang penetapan posisi Menteri Kesehatan di Kabinet Indonesia Bersatu jilid II.

Tadi malam, Siti Fadilah tidak bisa menyembunyikan kekecewaannya saat Presiden SBY menyebut Endang Rahayu Sedyaningsih sebagai penggantinya.

Tidak hanya karena Endang dekat dengan laboratorium Namru-2 milik Angkatan Laut AS, tapi juga karena persoalan virus H5N1 yang pernah membuat Endang terpaksa dimutasinya. Endang juga hanya pejabat eselon II di Depkes.

Usai dilantik menjadi Menteri Kesehatan, Endang Rahayu Sedyaningsih, menanggapi berbagai kritik dari sejumlah kalangan. Salah satunya adalah soal The US Naval Medical Reseach Unit Two (Namru).

Endang melanjutkan bahwa sebagai peneliti tidak hanya bekerjasama dengan Amerika Serikat, melainkan juga Jepang, China, dan Belanda.

"Jadi itu kerjasama penelitian yang transparan fair, setara, dan saling menguntungkan," kata Endang.

Sedangkan Nila Moeloek merasa disepelekan karena tak lolos seleksi calon menteri. Nila juga menyebut alasan kegagalannya menjadi menteri.

Alasan yang disampaikan melalui Menteri Sekretaris Negara Hatta Rajasa yakni, karena daya tahan menghadapi stres Nila termasuk rendah. "Saya kan guru besar. Saya kan juga doktor S3, disepelekan," ujar Nila.

Tidak ada komentar: