Jumat, 23 Oktober 2009

Menkes Endang Diminta Reformasi Birokrasi Departemen Kesehatan banyak membuat proyek yang sebenarnya tidak ada manfaatnya.

Menkes Endang Diminta Reformasi Birokrasi
Departemen Kesehatan banyak membuat proyek yang sebenarnya tidak ada manfaatnya.
Sabtu, 24 Oktober 2009, 05:05 WIB
Ismoko Widjaya, Purborini
Menkes Endang Rahayu Sedyaningsih dan Siti Fadilah Supari (ANTARA/Puspa Perwitasari)

VIVAnews - Pengamat Kesehatan Masyarakat Kartono Muhammad meminta Menteri Endang Rahayu Sedyaningsih melakukan reformasi birokrasi pada Departemen Kesehatan.

"Depkes merupakan tempat pertama terbentuknya proyek kreatif," kata Kartono dalam diskusi di Jakarta, Jumat, 23 Oktober 2009.

Ia menjelaskan, Departemen Kesehatan banyak membuat proyek yang sebenarnya tidak ada manfaatnya. Kartono mencontohkan pengadaan roda untuk kursi roda.

"Apa kepentingannya sehingga perlu pengadaan roda itu, keadaan apa yang mengharuskan itu terjadi," kata dia. Ia mengatakan Depkes menganggarkan hal itu dengan penunjukkan langsung dari penyedia barang di luar negeri.

"Kenapa tidak dari dalam negeri saja, ini kan pemborosan," jelas mantan Ketua Umum Ikatan Dokter Indonesia (IDI) ini.

Tak hanya itu, hal serupa juga terjadi pada pengadaan Makanan Pengganti Makanan Air Susu Ibu terkait upaya pemerintah dalam menangani
penderita gizi buruk. "Ketika dikirimkan ke daerah, makanan itu sudah kadaluarsa," kata dia.

Menurut Kartono, hal ini disebabkan karena pengadaannya dilakukan secara sentralistik. "Seharusnya pengadaan itu diserahkan saja ke pemerintah daerah karena mereka yang lebih mengerti keadaan daerahnya," jelas dia.

Terkait pengadaan, Komisi Pemberantasan Korupsi saat ini tengah mengkaji pengadaan yang ada di Departemen Kesehatan sebagai tindakan pencegahan.

Tidak hanya itu, KPK juga mengusut pengadaan barang di depkes pada bidang penindakan. Ada tiga kasus pengadaan di departemen
yang saat ini tengah diusut.

ismoko.widjaya@vivanews.com

SBY Jelaskan Alasan Nila Moeloek Tidak Jadi Menkes


Batalnya Nila Juwita Moelek sebagai menteri kesehatan jadi sorotan. Kini, Presiden SBY pun berkomentar terhadap hal ini. SBY mengaku sangat hormat terhadap Nila dan akan segera bertemu.

"Sampai sekarang saya hormat pada beliau karena beliau punya kelebihan, keahlian, peran besar," kata SBY kepada wartawan sebelum sidang perdana Kabinet Indonesia Bersatu (KIB) II di kantor Sekretriat Negara (Setneg), Jalan Veteran, Jakarta Pusat, Jumat (23/10/2009).

SBY memanggil Nila dalam audisi menteri hari Minggu (18/10/2009). Terhadap seleksi ini, SBY mengaku bahwa Nila memang memiliki keunggulan-keunggulan. Namun, SBY akhirnya memutuskan tidak menempatkan Nila di Depkes.

"Di dalam proses seleksi, memang beliau amat unggul di bidang-bidang lain. Tapi ada satu-dua titik yang menurut saya tidak tepat kalau beliau saya forsir di departemen. Sekali lagi konsep the right person on the right place and the right time," kata SBY.

Sebelum memutuskan tidak menempatkan Nila sebagai Menkes, Presiden SBY mengaku selama dua hari membahas hasil uji kesehatan fisik dan psikotes bersama tim kecil dan tim kedokteran. Lantas, SBY juga sudah berkonsultasi dengan Setneg. "Pada waktunya nanti saya akan bertemu dengan beliau. Ini bukan sesuatu yang luar biasa," ujar dia.

SBY yakin bahwa Nila akan memiliki peran dan tugas lebih bermanfaat bagi masyarakat di banding bila berada di pos yang lain. "Saya berharap belaiu masih bisa emban tugas di wilayah lain di mana belum tentu kita semua bisa melakukannya," ujar SBY.


Tidak ada komentar: