Jumat, 23 Oktober 2009

Wajah Baru Senayan
Ke DPR, Basuki Ingin Perjuangkan Orang Miskin
“Jika mereka beli obat, mereka sudah ditanggung asuransi itu."
Senin, 25 Mei 2009, 14:08 WIB
Siswanto
Gedung DPR-MPR (VIVAnews/Nurcholis Anhari Lubis)

VIVAnews – Mantan bupati Bangka Belitung Timur, Basuki Tjahaja Purnama, lolos masuk ke Dewan Perwakilan Rakyat. Anggota legislatif dari Partai Golkar ini berjanji mendorong pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Indonesia lewat Parlemen, Senayan.

Caranya, kata dia, antara lain melalui pelaksanaan pemberian asuransi jaminan sosial kepada setiap warga miskin.

“Melalui asuransi jaminan sosial. Barulah masyarakat Indonesia tidak jatuh miskin,” kata Basuki.

Bagi Basuki kesehatan ialah masalah dasar yang sekarang dihadapi masyarakat miskin.

Kata dia, jika saja pemerintah menjamin mereka dengan asuransi jaminan sosial, maka beban masyarakat akan jauh berkurang sehingga bisa fokus pada kebutuhan hidup lainnya.

“Karena jika misalnya mereka beli obat, mereka sudah ditanggung asuransi itu,” kata Basuki. "Juga misalnya untuk pensiun."

Dia menyontohkan di Kabupaten Bangka Belitung Timur. Ketika Basuki masih bupati daerah itu, dia sukses menerapkan sistem asuransi. Hasilnya, kata dia, betul-betul mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat. “

Menurut Basuki mestinya, tahun ini, sistem asuransi sosial itu sudah diterapkan secara nasional. Hanya saja kendalanya kebijakan yang dipayungi UU nomor 40 tahun 2004 tentang sistim jaminan sosial itu belum betut-betul diterapkan.

“Kalau tidak dilaksanakan, berarti gagal dong. Itu yang harus diperjuangkan,” kata Basuki.

Bukan hanya sistem asuransi kesehatan yang akan diperjuangkan Basuki. Dia ingin program sertifikat nasional diubah. Jadi, anggota masyarakat yang memiliki tanah, diberikan hak milik. “Jadi otonomi daerah betul-betul nyata, kan tanah itu punya rakyat,” kata dia.

Lagipula, kata dia, jika tiap pemilik tanah memiliki hak milik, maka pendapatan pajak akan meningkat karena mereka memiliki kewajiban melunasi pajak.

Sebaliknya, Basuki menilai program nasional sertifikat tidak memihak kepada rakyat. “Emangnya rakyat pengemis, satu desa, misalnya, dikasih 100 biji sertifikat,” kata dia.

• VIVAnews

Tidak ada komentar: