Jumat, 23 Oktober 2009

Kamis, 22/10/2009 01:05 WIB
Sejarah Namru-2 Berakhir 16 Oktober 2009
Nograhany Widhi K - detikNews

Endang Rahayu (Abror/rumgapres)
Jakarta - Kontroversi keberadaan Naval Medical Research Unit 2 (Namru-2) di Indonesia rampung sudah. Tercatat sejak 16 Oktober 2009, Namru-2 sudah tidak beroperasi lagi.

"Surat resmi penghentian kerjasama dengan Namru resmi dilayangkan dubes AS di Indonesia tanggal 16 Oktober kemarin. Jadi perjanjian yang diawali 16 Januari 1970 sudah resmi berakhir 16 Oktober kemarin," ujar mantan Menkes Siti Fadilah Supari kepada wartawan di Jakarta, Rabu (21/10/2009)

Siti Fadilah mengatakan dirinya keberadaan Namru-2 mengganggu kedaulatan Indonesia. Sebab, pusat penelitian itu meneliti virus yang dilakukan Angkatan Laut AS.

"Saya tidak akan rela kalau di wilayah yang berdaulat ini ada penelitian tapi ada militernya, tapi kok tidak jelas. Mudah-mudahan tidak terjadi lagi," harapnya.

Oleh karena itu Siti Fadilah berharap pada penerusnya, Endang Rahayu Edyaningsih, agar tidak membuka lagi Namru-2. Dia yakin Endang bisa melanjutkan kebijakannya tersebut.

"Saya kira Ibu Endang bisa mengikuti langkah-langkah yang telah kita ambil pada periode ini, di mana Namru sudah secara resmi ditutup, dan saya mohon jangan dibuka lagi," katanya.

Meski begitu, Siti mengaku Endang merupakan orang yang cerdas dan punya pengalaman di dunia kesehatan masyarakat. Dia yakin Endang mampu meneruskan program kesehatan yang bersifat nasionalis sebagaimana telah di lakukan.

"Dan ini sangat penting. Mudah-mudahan kita bisa lanjutkan hubungan yang setara dengan Amerika, tetapi tidak libatkan militer seperti yang kita setujui bersama dengan Menkes Amerika," imbuh Siti.

Keberadaan Namru-2 sempat menjadi kontroversi. Namru-2 pertama kali berada di Indonesia pada tahun 1970 untuk meneliti virus-virus penyakit menular bagi kepentingan Angkatan Laut AS dan Departemen Pertahanan AS. Kontrak Namru-2, unit riset virus milik Angkatan Laut AS, dengan RI sudah habis sejak Januari 2000.

Namun pada praktiknya masih berlangsung kegiatan penelitian hingga 2005. Kemudian Menkes Siti Fadilah Supari langsung menghentikannya. Dia melarang seluruh rumah sakit mengirimkan sampel ke Namru-2 untuk diteliti. Banyak pihak mencurigai keberadaan Namru menjadi sarana kegiatan intelijen AS dengan berkedok riset.

(sho/gah)

Tidak ada komentar: