Selasa, 21 Juli 2009

Rabu, 22/07/2009 10:59 WIB
Ibrahim Tak Pernah Masuk Daftar Buruan Densus 88
E Mei Amelia R - detikNews
Jakarta - Nama Ibrahim ramai dibicarakan pasca bom di Hotel JW Marriott dan Ritz-Carlton. Florits atau perangkai bunga di Hotel Ritz-Carlton ini dikait-kaitkan dengan pelaku bom bunuh diri di Ritz-Carlton. Apakah benar dia pelakunya?
Ibrahim dikait-kaitkan dengan bom setelah keluarganya diminta polisi untuk menjalani tes DNA. Terlebih lagi muncul sinyalemen dari mantan Kadensus 88 Mabes Polri Brigjen Pol (Purn) Suryadarma yang menyatakan kemungkinan ada orang dalam yang terlibat.
"Saya yakin ada orang dalam terlibat," jelas Suryadarma dalam diskusi di TV One, Selasa (21/7/2009) malam. Sayang Suryadarma tidak mau menyebut nama. Namun Ibrahim yang bekerja di Ritz-Carlton pun otomatis terseret-seret sebagai orang dalam yang terlibat tersebut.
Benarkah Ibrahim terlibat? Banyak hal yang menjadi dasar kemungkinan pria yang hingga kini menghilang itu bukanlah pelaku bom bunuh diri. Dari segi fisik, misalnya, Ibrahim berbeda dengan pembom Ritz-Carlton. Pengamatan detikcom, Rabu (22/7/2009), dari foto yang ditunjukkan keluarga, Ibrahim berpenampilan rambut pendek dan lurus, wajah dia juga lonjong, dan postur tinggi semampai. Sedang pelaku pemboman di Ritz-Carlton berwajah bulat, agak pendek, dan rambut juga terlihat panjang. Kemudian juga, salah seorang saksi mengaku melihat Ibrahim berlari ke luar ikut menyelamatkan diri saat ledakan terjadi. Bila benar kesaksian ini, hampir pasti, Ibrahim bukan pelaku bom bunuh diri. Polisi pun tidak mau berspekulasi soal keterlibatan dan siapa Ibrahim. "Yang jelas kami belum bisa kasih konfirmasi. Tapi kami terbuka untuk semua kemungkinan," ujar Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Pol Nanan Soekarna ketika dihubungi, Selasa (21/7/2009) malam.
Seorang perwira di Mabes Polri yang enggan disebutkan namanya, pun memastikan nama Ibrahim tidak pernah masuk di dalam daftar buruan Densus 88. "Baru saja saya dengar, namanya selama ini tidak pernah ada," jelas sumber itu. Meski ada berbagai alasan yang membantah dugaan keterlibatan Ibrahim, tetap harus diingat, berbagai kemungkinan bisa saja ada. Apalagi Noordin M Top, gembong teroris itu seorang perekrut handal dan mempunyai sel-sel baru. Ia bisa saja merekrut dan mendoktrin siapa saja untuk dijadikan kaki tangannya. Jadi apakah Ibrahim terlibat? Pastinya asas praduga tidak bersalah harus diutamakan. Kita tunggu saja hasil penyidikan kepolisian. (ndr/iy)

Tidak ada komentar: