Rabu, 22 Juli 2009

Rabu, 22/07/2009 12:16 WIB
Ahli Perakit Bom Jaringan Noordin M Top Masih Eksis
Indra Subagja - detikNews

Foto Terkait
Bom Marriott Berhias Baut Jakarta - Dr Azahari, perakit bom handal kelompok Noordin M Top sudah meregang nyawa. Tapi itu bukan berarti jaringan kelompok ini kehilangan perakit bom handal. Mereka masih memiliki sejumlah nama yang dikenal mahir merakit bahan peledak.

"Masih ada," kata pengamat terorisme, Sidney Jones saat dihubungi melalui telepon, Rabu (22/7/2009).

Saat ini, diketahui 2 nama yang telah teridentifikasi polisi. Mereka yakni Reno alias Tedi dan Taufik Bulaga alias Upik Lawanga. Keduanya pernah diidentifikasi pihak kepolisian sebagai murid Dr Azahari dan dikenal memiliki keahlian merakit bom mumpuni.

"Reno lolos dalam penggerebekan di Batu, Malang pada 2005 dan Upik Lawanga lolos dalam penggerebekan di Poso pada 2006," terangnya.

Reno alias Mubarok saat ini diduga sebagai Wakil dari Noordin M Top. Reno alias Tedi diduga yang merekrut Nur Hasdi alias Nur Sahid alias Nur Said yang diduga sebagai pelaku bom bunuh diri di Hotel JW Marriott pada Jumat 17 Juli 2009 lalu.

Polisi hingga kini belum pernah menyebut nama pelaku bom bunuh diri itu. Namun Kapolri Jenderal Bambang Hendarso Dahuri sempat menyatakan pelaku bom di Marriott berinisial N. Namun polisi tidak percaya Nur Said terlibat pengeboman tersebut.

(ndr/iy)

Rabu, 22/07/2009 12:19 WIB
Bom Marriott & Ritz-Carlton
Istri Ibrahim Tak Tahu Ada Surat Wasiat
Reno Nugraha - detikNews

dok detikcom Kuningan - Setelah sekian lama ditunggu, Suci Hani, istri Ibrahim, akhirnya bersedia memberikan keterangan kepada wartawan. Saat ditanya soal surat wasiat yang konon ditinggalkan suaminya sebelum terjadi ledakan di Hotel Ritz-Carlton, dia mengaku tidak tahu menahu.

"Surat wasiat apa? Kami tidak pernah tahu," ujarnya singkat saat menemui wartawan di depan rumahnya, di Dusun Kliwon, Desa Sampora, Kecamatan Cilimus, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat, Rabu (22/7/2009).

Jawaban singkat juga diberikan wanita tersebut saat ditanya mengenai kabar keberadaan suaminya. "Kami masih menunggu perkembangan dari polisi," katanya mengakhiri pembicaraan sambil masuk ke dalam rumah kembali.

Saat menemui wartawan, Suci Hani mengenakan baju terusan berwarna putih dan berjilbab biru. Raut wajahnya tak berbeda dengan kemarin. Wanita tersebut terlihat masih sedih dan terpukul dengan kabar keterlibatan suaminya dalam pemboman di Hotel Ritz-Carlton Jakarta.

Sebelumnya sumber detikcom di Ritz-Carlton menyatakan Ibrahim meninggalkan sebuah surat wasiat yang ditujukan untuk keluarganya. Dalam surat wasiat tersebut, pria yang bekerja sebagai florist di Hotel Ritz-Carlton itu meminta keluarga membayarkan hutangnya semasa hidup. Namun tak dijelaskan kepada siapa saja utang tersebut harus dibayarkan.

"Setelah terjadi pengeboman, ditemukan sebuah surat wasiat yang ditinggalkan Ibrahim di salah satu meja di Hotel Ritz-Carlton," ujar sumber tersebut

(djo/ndr)

Rabu, 22/07/2009 12:26 WIB
Bom JW Marriot dan Ritz-Carlton
Teroris Awalnya Ingin Ledakkan Kamar 1808 Sebelum JW Lounge
Ayu Fritriana - detikNews

Jakarta - Sebuah bom rakitan aktif ditemukan di kamar 1808 lantai 18 Hotel JW Marriot setelah bom meledak di lantai dasar. Keberadaan bom itu membuktikan, teroris sebenarnya ingin meledakkan bom di kamar sebelum mengebom JW Lounge.

"Teroris sebenarnya ingin meledakkan bom di lantai 18 dulu, jadi kan nanti orang-orang akan turun ke lantai bawah," kata pengamat inteligen Wawan H Purwanto.

Hal itu disampaikan Wawan dalam diskusi publik di Gado-gado Boplo, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (22/7/2009).

Wawan mengatakan, dengan meledakkan bom di lantai atas, orang-orang akan beramai-ramai turun ke lantai bawah. Setelah massa terkonsentrasi di bawah, teroris baru akan meledakkan bom kedua.

"Mereka akan dihadang bom di bawah," kata Wawan.

Namun menurut Wawan, rencana tersebut ternyata tidak berjalan mulus. Bom di kamar tidak dapat meledak karena remote yang digunakan untuk meledakkan dari jarak jauh terhalang oleh tembok.

"Sepertinya remotenya terhambat, padahal mereka sudah menaruh bom di dekat jendela dengan harapan akan ada udara sehingga remote berfungsi. Tapi ternyata tidak, makanya mereka mengubah rencana," kata Wawan.

Seperti diberitakan sebelumnya, polisi menemukan bom aktif di kamar 1808. Kamar tersebut konon ditempati oleh para teroris sejak 15 Juli atau dua hari sebelum hari pengeboman. Diduga, pelaku menjadikan kamar tersebut sebagai posko sementara. Mendiskusikan bom Mega Kuningan lebih lanjut? Gabung di sini. (ken/iy)
Rabu, 22/07/2009 12:43 WIB
Bom JW Marriot dan Ritz-Carlton
Pidato SBY Ekstrim Karena Terlalu Sedih
Ayu Fritriana - detikNews

Jakarta - Pidato Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pasca bom di Hotel JW Marriot dan Ritz-Carlton mengundang banyak kritik. Statemen yang ekstrim dan mengaitkan bom dengan Pilpres 2009 itu muncul karena SBY terlalu sedih.

"Secara psikologis, komunikasi orang yang terlalu senang atau terlalu sedih bisa melakukan kesalahan.
Dalam konteks ini, Pak SBY pada saat pidato setelah pemboman, Pak SBY terlalu sedih," kata pengamat komunikasi politik Effendi Gazali.

Hal itu disampaikan Effendi dalam diskusi publik di Gado-gado Boplo, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (22/7/2009).

Perasaan sedih SBY ini muncul karena bom meledak setelah Pilpres 2009 berlangsung dengan cukup aman. Kesedihan SBY juga terlihat dari gestur dan cara berbicara SBY saat berpidato.

"Ini bisa kita lihat dari gestur dan cara Pak SBY bicara yang agak terisak-isak," kata Effendi.

Dalam kondisi ini, menurut Effendi, SBY seharusnya didampingi tim yang memberikan kekuatan untuk menghadapi masalah terorisme.

"Seharusnya, dalam konteks satu dua minggu setelah peledakan, seharusnya semuanya bersatu di belakang Presiden," tandas pengamat asal Universitas Indonesia (UI) ini. (ken/iy)

Tidak ada komentar: