Selasa, 21 Juli 2009

Selasa, 21/07/2009 18:58 WIB
Pelaku Bom Berupaya Untuk Jatuhkan Pasar Dalam Negeri
Mega Putra Ratya - detikNews

(Foto: Andi Saputra/ detikcom)
Jakarta - Pelaku pengeboman Hotel JW Marriott dan Ritz-Carlton diduga murni melakukan teror untuk mengacaukan situasi politik nasional. Hal ini dilakukan untuk menjatuhkan harga-harga aset negara agar menjadi murah dan dibeli oleh perusahaan asing.

"Di luar negeri pelaku teror biasanya langsung mengklaim pertanggungjawabannya kepada publik atas perbuatannya. Namun yang terjadi di Indonesia tidak. Kita harus waspada di balik itu ada upaya untuk menjadikan aset negara menjadi murah untuk mereka beli," kata aktivis Forum Muda untuk Kemandirian Nasional Adhi Massardi.

Hal itu disampaikannya dalam pernyataan sikap Forum Muda untuk Kemandirian Nasional terkait perkembangan situasi politik terakhir di Galeri Cafe TIM, Jl Cikini Raya, Selasa (21/7/2009).

Menurut pria yang pernah menjabat sebagai jubir kepresidenan era Gus Dur itu, upaya menebar teror untuk menjatuhkan harga-harga pasar dalam negeri adalah cara lama yang biasa dilakukan oleh pelaku pasar.

"Misalnya ada orang mau beli tanah atau rumah, kemudian ada sekelompok orang menyebar isu banyak perampok di lingkungan tersebut sehingga orang takut mau beli, karena tidak ada yang beli harga diturunkan. Nah, sudah murah baru dibeli," paparnya.

Adhi mengatakan, pidato SBY soal bom di Hotel JW Marriot dan Ritz-Carlton adalah provokatif dan tendensius. Di mana secara vulgar dan mengabaikan asas praduga tak bersalah mengarahkan opini masyarakat bahwa dalang pengeboman tersebut adalah rivalnya dalam pilpres 2009.

"Sudah bukan rahasia lagi bahwa pileg dan pilpres diindikasikan kuat ada kecurangan yang sistematis. Diharapkan masyarakat tetap aktif mengawasi dan mengkritisi proses pemilu 2009," imbuhnya.

(mpr/gah)

Tidak ada komentar: