Minggu, 31 Mei 2009

Masalah Keluarga, Kasus Mano Tak Perlu Dibawa Terlalu Jauh

Senin, 01/06/2009 06:00 WIB
Laurencius Simanjuntak - detikNews
Manohara Pulang ke Jakarta Jakarta - Drama Manohara yang akhirnya berhasil kabur dari cengkraman Kerajaan Kelantan, Malaysia cukup menghebohkan publik dalam negeri. Namun demikian, kasus ini dinilai terlalu berlebihan jika penyelesaiannya harus dilakukan antarpemerintah alias G to G. "Saya pribadi bersimpati, namun saya melihat langkah-langkah yang ditempuh Deplu untuk menjembatani sudah cukup profesional, tidak perlu terlalu jauh," kata anggota Komisi I yang membidangi masalah luar negeri, Yuddy Chrisnandi saat dihubungi detikcom, Rabu (1/6/2009).
Seperti diketahui, Deplu lewat KBRI di Malaysia, sudah mengupayakan pertemuan antara keluarga dan Manohara. Namun hal itu belum bisa dicapai, sampai akhirnya putri cantik itu kabur ke tanah air.
Yuddy melihat kasus Manohara lebih ke permasalahan antarkeluarga ketimbang antarpemerintah. Hal ini mengingat Manohara menikah secara resmi dengan Tengku Muhammad Fakhry, Pangeran Raja Kelantan. "Kasus ini beda dengan Meutia Hafidz (wartawan) yang dulu diculik atau pelaut Indonesia yang ditangkap. Kalau semua masalah keluarga harus diurus negara, habis dong waktu negara," cetusnya. "Apa hanya karena Manohara selebritis jadi harus diprioritaskan? Sementara banyak masalah ratusan ribu TKI yang belum tertangani di luar sana," pungkasnya.
Ia menambahkan, kasus Manohara hendaknya menjadi pelajaran bagi warga Indonesia yang ingin menikah dengan orang asing. "Kiranya dapat menjadi pelajaran kalau mau mencari menantu harus lihat-lihat dulu," tandasnya
(lrn/nov

Tidak ada komentar: