Selasa, 02 Juni 2009

Soal Manohara, RSCM akan Visum Barangnya

02/06/2009 - 17:12
Deplu Diminta Jelaskan Ambalat & Manohara
Vina Nurul Iklima

Yusron Ihza Mahendra
(inilah.com /Raya Abdullah)INILAH.COM, Jakarta - Hubungan bilateral Indonesia dan Malaysia sedang terganggu dengan kasus Ambalat dan Manohara. Karena itu, Komisi I akan memanggil Deplu untuk menjelaskan kasus tersebut.


"Komisi I akan memanggil Menlu dan jajaran Deplu untuk mempertanyakan kasus Manohara dan Ambalat," kata Wakil Ketua Komisi I DPR Yusron Ihza Mahendra di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (2/6).


Selain berencana memanggil Deplu, Komisi I juga berencana menemui PM Malaysia, pekan depan. Ada 5 orang dari Komisi I yang akan berangkat ke Malaysia.


"Kasus Manohara ini kami anggap bukan kasus domestik. Dia adalah WNI yang butuh perlindungan. Kasus Ambalat juga semakin memanas, jadi kita butuh memnggil pejabat terkait," imbuhnya. [ana]
02/06/2009 - 17:07
Ramzy: Fakhry Lelaki Brengsek!
Aris Danu Cahyono
INILAH.COM, Jakarta - Kasus Manohara Odelia Pinot begitu banyak menarik simpati. Tanpa terkecuali untuk Ramzy. Tak hanya sebagai sesama warga Indonesia, tetapi sebagai sesama manusia. Ramzy menilai suami Manohara, Tengku Muhammad Fakhry sebagai lelaki brengsek.


"Manohara itu kalau gue melihatnya sebagai masalah pribadi mereka. Nikahnya kapan? Kita nggak tahu. Di mana? Kita juga nggak tahu. Jadi gue melihatnya ini bukan masalah antarnegara," jelas Ramzy, saat ditemui di Alfamart, Jalan Cilandak KKO Raya, Cilandak, Jakarta Selatan, Senin (1/6).


Namun begitu, Ramzy tetap mendukung Manohara. Tak hanya sebagai sesama negara, tetapi sebagai manusia. "Ibarat semut aja kalau diinjak dia balas menggigit. Jadi secara manusiawi, gue sih melihat dia (Tengku Muhammad Fakhry, red) brengsek. Lihat aja, masak wanita 'digituin'," tegas Ramzy.


Menyudahi pembicaraan, Ramzy mengatakan, "Intinya kita harus tegas, tak hanya kasus Manohara saja tapi sudah berkal-kali kita digituin." [aji/L1]
02/06/2009 - 16:38
Ditanya Visum, Manohara Bungkam
Ferry Noviandi
INILAH.COM, Jakarta - Tak seperti dua hari sebelumnya, Manohara Odelia Pinot memilih bungkam. Tak bicara sepatah kata pun, termasuk soal visum, Manohara memilih meninggalkan media dan infotainmen. Ada apa gerangan?


"Iya, iya, besok kita akan melakukan visum. Pasti kita akan visum. Tempatnya di mana, kita belum bisa kasih tahu," jelas Ibunda Manohara Odelia Pinot, Daisy Fajarina, saat ditemui di Studio Indosiar, Jalan Damai 11, Daan Mogot, Jakarta Barat, Selasa (2/6) sore.


Usai memberikan pernyataan, Daisy langsung mengajak Manohara masuk ke dalam mobil KIA Karnival B 1485 BD. Tanpa mengeluarkan sepatah kata pun, Manohara yang mengenakan busana serbahitam pergi bersama ibunya. [aji/L1]
02/06/2009 - 15:12
Manohara Komoditas Politik Capres
R Ferdian Andi R

Manohara Odelia Pinot
(inilah.com/Duta)INILAH.COM, Jakarta – Dulu 'dicuekin', sekarang dielu-elukan. Itulah kisah Manohara Odelia Pinot. Nasib buruk istri pangeran Kerajaan Kelantan, Malaysia, itu kini bahkan menjadi komoditas politik, tak terkecuali bagi Presiden SBY maupun Wapres JK. Inikah kapitalisasi Manohara jelang Pilpres 2009?


Setelah Manohara ‘lolos’ dari cengkeraman Kerajaan Kelantan dan kembali ke tanah air, Minggu akhir pekan lalu (31/5), putri yang belum genap berusia 18 tahun itu langsung menjadi perbincangan hangat di tanah air. Bila awalnya media infotainment yang mem-blow up-nya, namun kini Manohara mulai masuk ke ranah politik.


Pejabat negara juga mulai angkat suara, tak terkecuali Presiden SBY hingga rencana pertemuan Wapres Jusuf Kalla dengan Manohara. Di sela-sela kunjungan kerjanya di Korea Selatan, Presiden SBY menegaskan kasus Manohara bukan sekadar entertainment semata, tapi menyangkut rumah tangga serta terkait dengan hubungan dua negara (Indonesia-Malaysia).


“Oleh sebab itu, (kita) harus jernih berpikir dan melihatnya, mana yang urusan rumah tangga dan mana yang urusan negara,” kata Presiden SBY di Korea Selatan, Selasa (2/6) waktu setempat.


Menurut SBY, dalam menyelesaikan persoalan Manohara, siapa pun harus tahu duduk persoalan dengan jelas. Mana yang terkait dengan masalah rumah tangga, keluarga, dan mana yang domain negara harus dipilah dengan hati-hati. “Jadi kita tidak akan gegabah menindaklanjutinya,” sambung SBY.


SBY juga menegaskan, pemerintah telah merespons kasus Manohara melalui Departemen Luar Negeri. Lebih dari itu, Menteri Luar Negeri telah berkirim surat protes dan meminta bertemu dengan Sultan Kelantan. “Jadi sudah ada aksi dari kita. Waktu dikatakan, Manohara baik-baik saja,” tegas SBY seperti menepis anggapan pemerintah tak berbuat maksimal atas kasus Manohara.


Sehari setelah Manohara tiba di tanah air, Senin (1/6) Wakil Presiden Jusuf Kalla juga berencana melakukan pertemuan dengan Manohara dan keluarga. Meski pertemuan tersebut kemudian urung dilaksanakan. Hingga saat ini masih belum jelas, apakah pertemuan JK-Manohara jadi terlaksana atau tidak.


Juru Bicara Tim Pemenangan JK-Wiranto, Yuddy Chrisinandi, mewanti-wanti agar kasus Manohara tidak dibawa masuk ke ranah politik nasional jelang Pemilu Presiden 8 Juli. Ia berharap kasus Manohara jangan dilebih-lebihkan.


“Saya pribadi bersimpati, namun saya melihat langkah yang ditempuh Departemen Luar Negeri untuk menjembatani sudah profesional, jadi tidak perlu terlalu jauh,” katanya.


Perhatian publik dan media memang cukup berlebih pada kasus Manohara. Setidaknya, sehari setelah kedatangannya di tanah air, Manohara langsung road show ke sejumlah media elektronik untuk wawancara langsung. Baik di studio televisi hingga wawancara dilaksanakan di kediaman di bilangan Jakarta Barat.


Akibat kecapekan melayani wawancara, Manohara malah batal melakukan visum yang sedianya digelar di RS Pondok Indah, Jakarta Selatan. Kondisi ini mengisyaratkan publik Indonesia memang cukup menaruh atensi pada kasus Manohara.


Dalam situasi inilah, upaya pendomplengan ketenaran dan atensi yang meluas terhadap kasus Manohara dari publik bisa saja dilakukan oleh para kontestan capres-cawapres. Apalagi, psikologi massa Indonesia cenderung melodramatik.


“Saya melihat kasus Manohara bisa saja dimanfaatkan oleh kontestan capres untuk kampanye. Apalagi masyarakat kita kan suka yang dramatik dan menguras emosi,” kata pengamat komunikasi politik Universitas Gadjah Mada (UGM) Wisnu Martha Adiputra, di Yogyakarta, Selasa (2/6).


Namun, secara bersamaan kasus Manohara juga mengiringi memanasnya hubungan Malaysia dan Indonesia akibat ketegangan situasi di perbatasan Ambalat. Menurut Wisnu, politisi akan lebih memilih Ambalat terlebih dahulu untuk diangkat sebagai tema dan isu kampanye.


“Seperti Wapres JK yang menegaskan siap perang dalam kasus Ambalat. Saya kira isu Ambalat dan Manohara akan diangkat berbarengan,” katanya. [P1]

02/06/2009 - 15:05
EKSKLUSIF
Soal Manohara, RSCM Akan Visum 'Barangnya'
Ferry Noviandi
INILAH.COM, Jakarta - Simpang siur tempat Manohara Odelia Pinot melakukan visum masih terjadi. Namun, kenyataannya Manohara sempat menghubungi RSCM Jakarta. Kabarnya, luka fisik sudah mengering, membuat ahli forensik RSCM Jakarta akan memeriksa 'barang'-nya.


"Iya. Kemarin (1/6) memang ada rencana mau visum di sini, tapi dibatalkan. Tapi untuk hari ini (2/6) belum ada konfirmasi lagi dari mereka," jelas Ahli Forensik RSCM Jakarta, Dokter Mun’im Idris kepada INILAH.COM, di kantornya, di RSCM Jakarta, Selasa (2/6) siang.


Proses untuk visum memang belum dibatalkan. Mun’im mengatakan, pihak Manohara sepertinya, tetap akan melakukan visum di RSCM Jakarta. "Sepertinya, dia akan tetap visum di sini. Visum semuanya," ungkap Mun’im.


Mengingat semua luka sudah mengiring, visum apakah yang akan dilakukan terhadap Manohara?

Pertanyaan tersebut dijawab Mun’im santai. "Kita lihat saja nanti 'barang'-nya (seluruh tubuh Manohara, red). Kan tetap bisa diketahui hasilnya, apakah benar-benar sudah mengalami penganiayaan," pungkas Mun’im. [aji/L1]

02/06/2009 - 14:55
PDIP: SBY Ciut Hadapi Malaysia!
Vina Nurul Iklima

Tjahjo Kumolo
(inilah.com /Raya Abdullah)INILAH.COM, Jakarta - PDIP menyerukan agar publik tak memilih presiden yang tak tegas menghadapi masalah seperti presiden SBY. Capres Partai Demokrat itu dianggap tidak bisa menyelesaikan isu-isu dengan Malaysia. Walah.


"Dikotomi sipil militer tidak relevan, yang penting kita butuh seorang pemimpin yang

berani dan tegas. Sekarang menghadapi Malaysia saja tidak berani," kata Timses Mega-Pro Tjahjo Kumolo dalam diskusi 'Menajemen sipil-militer vs militer sipil' di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (2/6).


SBY, lanjut Tjahjo, tidak memerintahkan Menteri Luar Negeri Hassan Wirajuda untuk berkewajiban melaksanakan tugas-tugas sebagai pejabat negara. Contohnya, kasus Manohara Odelia Pinot tidak bisa dibereskan SBY.


"Menghadapi seorang anak raja saja (Teuku Fakhry) tidak berani. Jangan sampai pemimpin

negara kita didikte orang asing. Karena ketiga capres kebetulan sama-sama nasionalis," ujar Ketua FPDIP ini.


Malaysia dan Indonesia saat ini sedang mengalami permasalahan yang berlarut-larut.

Kasus Ambalat dan terakhir kekerasan terhadap Manohara masih belum ada tindakan dari pemerintah SBY. [ikl/ton]
02/06/2009 - 15:05
EKSKLUSIF
Soal Manohara, RSCM Akan Visum 'Barangnya'
Ferry Noviandi
INILAH.COM, Jakarta - Simpang siur tempat Manohara Odelia Pinot melakukan visum masih terjadi. Namun, kenyataannya Manohara sempat menghubungi RSCM Jakarta. Kabarnya, luka fisik sudah mengering, membuat ahli forensik RSCM Jakarta akan memeriksa 'barang'-nya.


"Iya. Kemarin (1/6) memang ada rencana mau visum di sini, tapi dibatalkan. Tapi untuk hari ini (2/6) belum ada konfirmasi lagi dari mereka," jelas Ahli Forensik RSCM Jakarta, Dokter Mun’im Idris kepada INILAH.COM, di kantornya, di RSCM Jakarta, Selasa (2/6) siang.


Proses untuk visum memang belum dibatalkan. Mun’im mengatakan, pihak Manohara sepertinya, tetap akan melakukan visum di RSCM Jakarta. "Sepertinya, dia akan tetap visum di sini. Visum semuanya," ungkap Mun’im.


Mengingat semua luka sudah mengiring, visum apakah yang akan dilakukan terhadap Manohara?

Pertanyaan tersebut dijawab Mun’im santai. "Kita lihat saja nanti 'barang'-nya (seluruh tubuh Manohara, red). Kan tetap bisa diketahui hasilnya, apakah benar-benar sudah mengalami penganiayaan," pungkas Mun’im. [aji/L1]

Tidak ada komentar: