Rabu, 03 Juni 2009

KBRI Singapura Beri Bukti Terlibat Penuh Bebaskan Manohara

Rabu, 03/06/2009 12:23 WIB
KBRI Singapura Beri Bukti Terlibat Penuh Bebaskan Manohara
Indra Subagja - detikNews

Jakarta - Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Singapura terlibat penuh dalam upaya pembebasan Manohara. Kronologis detik-detik pembebasan Manohara disampaikan staf kedubes yang terlibat langsung. Bahkan ikut mengantarkan ke Jakarta.

Berikut kronologi yang disampaikan Staf KBRI Singapura Fahmi Aris Innayah, dalam surat elektronik yang diterima detikcom, Selasa (3/6/2009).

"Setelah mendapat informasi dari Police Tanglin Station mengenai permasalahan yang dihadapi Manohara di Hotel Royal Plaza pada pukul 24.00, tim KBRI segera menuju hotel dimaksud dan melakukan koordinasi dengan pihak kepolisian Singapura serta staf kedutaan besar AS yang juga berada di tempat kejadian," jelas Fahmi.

Lebih lanjut Fahmi menjelaskan kronologi kesempatan pertemuan dengan Manohara dan ibunya, hingga Manohara bisa kembali ke Indonesia pada Minggu 31 Mei 2009.

Pertama, KBRI menyiapkan dokumen perjalanan Manohara berupa SPLP (Surat Perjalanan Laksana Pasport) mengingat yang bersangkutan tidak membawa dokumen perjalanan (pasport). Sekitar pukul 02.30, staf Imigrasi KBRI Singapura telah melakukan pembuatan SPLP tersebut. Dalam proses pembuatan SPLP ini, saudara Manohara hanya menunggu di kamar hotelnya dan staf KBRI yang mengurus segala persyaratan, termasuk dengan membawa kamera untuk pembuatan foto di tempat tersebut.

Kedua, KBRI melakukan koordinasi dengan pihak kepolisian Singapura untuk menjamin kelancaran dan keamaman keberangkatan Manohara dan ibunya, dari hotel menuju ke Bandara Changi. Dalam perjalanan tersebut, Fahmi berada satu mobil dengan Manohara dan ibunya serta staf kedubes AS. Sementara itu, 4 (empat) orang staf KBRI lainnya mengikuti rombongan dengan kendaraan lain.

Ketiga, KBRI Singapura juga segera melakukan koordinasi dengan aparat imigrasi Singapura untuk meyakinkan agar proses penanganan keimigrasian di Changi dapat dilakukan secara lancar. Upaya ini perlu dilakukan mengingat Manohara tidak menggunakan dokumen perjalanan biasa (pasport), tetapi menggunakan SPLP.

Keempat, setelah tiba di airport sekitar pukul 05.00, kami dari KBRI Singapura langsung mengurus tiket bagi keberangkatan Manohara dan rombongan menuju Jakarta dengan menggunakan pesawat pertama. Berkat kerjasama yang baik antara KBRI dengan maskapai penerbangan, akhirnya dalam waktu yang relatif singkat diperoleh tiket dari Garuda untuk penerbangan pukul 07.05 (waktu Singapura).

Kelima, sesuai instruksi Duta Besar dalam rangka meyakinkan semua proses kepulangan berjalan dengan lancar, saya diperintahkan untuk ikut mendampingi Manohara dan rombongan menuju ke Jakarta. Dalam kaitan ini, Direktur Pelindungan WNI dan BHI, Departemen Luar Negeri Teguh Wardoyo juga ikut menyambut di Bandara Soekarno-Hatta.

"Dari berbagai langkah yang saya sebutkan di atas, jelas bahwa adanya pernyataan bahwa KBRI Singapura tidak berbuat sesuatu untuk membantu Manohara merupakan pernyataan yang tidak berdasar," tambahnya.

Fahmi menyatakan, apa yang KBRI Singapura lakukan merupakan wujud nyata dari upaya perlindungan yang diberikan kepada warga negara Indonesia yang membutuhkan.

"Penjelasan tersebut juga kami maksudkan untuk meluruskan pemberitaan bahwa KBRI Singapura tidak dapat berbuat sesuatu karena hari libur. Dari penjelasan di atas, saya berharap masyarakat Indonesia dapat memperoleh gambaran secara jelas mengenai langkah-langkah yang dilakukan KBRI Singapura dalam membantu kepulangan Manohara ke Indonesia," tutup Fahmi.

Tidak ada komentar: