Jumat, 10 Juli 2009

Komentar : Siapa Kambing Hitam JK?

09/07/2009 - 21:43
Siapa 'Kambing Hitam' JK?
R Ferdian Andi R
Perolehan JK-Wiranto dalam hasil hitung cepat hanya di kisaraan 11-12%. Perolehan ini memicu komplikasi politik di internal tim sukses pasangan yang diusung Golkar-Hanura itu. Saling tuding pun mengiringi kekalahan mereka. Siapa 'kambing hitam'-nya? [ selengkapnya ]
.boxkomentar{border:1px #cecece solid; padding:5px; margin-bottom:10px;background-color:#eeeeee}
KOMENTAR BERITA
Kirim Komentar
Retno Asih - 10/07/09 19:09
Tak usah cari kambing hitam. Kekalahan JK-Win bukti belum meratanya informasi di masyarakat. Masyarakat hanya melihat keberhasilan-keberhasilan semu yang disodorkan SBY.
Apapun yg sudah terjadi SAYA SANGAT BANGGA MENJADI PEMILIH JK-WIN. Salam hormat saya untuk Pak JK dan Pak Wiranto dan semua timnya!!!!!
tks - 10/07/09 14:09
Betul Tuh nggak usah Cari kambing hitam(enak cari sate kambing)kalau udah kalah ya ngaku aja karena masyarakat kita paling nggak suka lihat tim sukses ngomong kasar maklum kita orang timur masih terikat sopan santun yang kental jadi jangan niru2 demokrasinya Amerika (Tapi contoh yang baiknya boleh aja sih seperti lawan politik obama begitu kalah langsung kasih selamat dan mengakui bahwa inilah presiden yang harus di dukung)
Kijangku - 10/07/09 14:03
Saya gemes melihat tingkah laku petinggi Golkar. Mereka kurang dewasa berpolitik dan haus kekuasaan. Semuanya masih terbelenggu paradigma lama.. Jaman sudah berubah Bung, kita tidak lagi di jaman Orba. Lebih2 ketika JK gagal lalu semua kesalahan ditimpakan ke JK. Kekalahan JK dalam Pilpres tsb BUKAN krn gagalnya kepemimpinannya, BUKAN PULA karena mesin partai tidak jalan. Pilpres sekarang adalah PEMILIHAN LANGSUNG oleh rakyat. Bukan jaman Orba lagi dimana presiden dipilih oleh anggota MPR. Dalam Pilpres langsung, rakyat bebas memilih siapa calonnya. Tidak ada lagi partai disitu meskipun memang awalnya ada parpol yg mengusungnya. Berapa banyak sih anggota partai yg terdaftar dibanding seluruh rakyat? 60% perolehan suara SBY-B itu bukan berasal dari suara kader Demokrat dan Koalisi-nya saja (dari Koalisinya saja banyak yg membangkang, i.e.: Ngabalin, Drajat, dll), tapi dari rakyat yang bisa dari anggota partai manapun maupun rakyat biasa yg cinta SBY.
Kekalahan JK lebih disebabkan karena saat ini SBY memang sangat4x populer. Bbrp wkt yll orang pernah mengatakan dipasangkan dengan sandal jepitpun SBY tetap akan menang. Ini bukan utk mengagungkan SBY tp hanya ungkapan yg menggambarkan begitu kuatnya SBY saat ini untuk dilawan oleh even putra/ putri terbaik Indonesia lainnya. Apa kalo Sultan, Akbar, Agung, Surya yang maju lalu akan bisa mengalahkan SBY? Saya ragukan itu.
JADI sangat TIDAK BIJAKSANA wacana yg dikembangkan utk menggusur JK. Beliau adalah negarawan sejati, rendah hati dan santun, meskipun sering me-letup2 tapi tetap dalam tataran yang elegan. Banyak jasa beliau. SBY-pun mengakuinya.
Adalah elite2 Golkar yang haus kekuasaan yang men-dorong2 JK maju jadi Capres karena takut kehilangan kekuasaan sebab SBY memilih cawapres lain. Untung2an-lah jika JK menang mereka masih tetap di lingkaran kekuasaan. Kalo saya amati setelah Pileg, JK sebetulnya juga tidak ada niat untuk jadi Capres. Beliau masih ingin tetap jadi wapres. Hanya karena sesuatu hal SBY ingin memilih cawapres yang lain. Kita hormati ini.
Coba amati tahun 2004 setelah SBY-JK menang. JK yang bukan apa2 sebelumnya lalu di-dorong2 jadi Ketum Golkar. Yg ndorong2 lalu kecipratan jabatan. Kalo JK ga lagi di lingkaran kekuasaan, habislah jabatan2 mreka. Lalu dipanas2ilah JK spy maju Capres.
JK orangnya juga santun. Coba perhatikan waktu debat Capres. Kalo mau mengritik SBY, JK selalu bilang dulu maaf pak SBY. Saya yakin dalam hati kecilnya JK menyesal harus mengritik. Tapi memang cara itu yg harus dilakukan utk melawan SBY yang tingkat elektabilitas SAAT INI sungguh sangat-sangat tinggi. Kalo tidak, lalu apa yang bisa dijual? Perhatikan pula telepon pribadi JK ke SBY saat mengucapkan selamat. JK hormat sekali thd SBY. Ia memang santun. Yang salah adalah, JK tampil pada situasi yang sedang tidak menguntungkan dirinya atau siapapun pemimpin nasional saat ini yang bersaing dengan SBY.
Lalu setelah hasil QC mengindikasikan hasil akhir pemenang Pilpres adalah SBY-B, buru2 elite Golkar mengatakan Golkar tidak siap beroposisi dan meng-endus2 supaya bisa berkoalisi dengan Demokrat. Maksudnya apa? Tentu karena Elite Golkar tertentu ingin bisa masuk ke lingkaran kekuasaan, sukur2 dipilih jadi Menteri. Sudahlah Bung, pengabdian itu bisa dimana saja, tidak harus di pemerintahan.
OLEH KARENA ITU, STOP wacana penggusuran JK. Biarkan beliau menyelesaikan tugasnya sampai akhir jabatan kecuali beliau sendiri yang menyatakan akan mengundurkan diri… Bravo rakyat, bersatulah Indonesia…
ngeselin - 10/07/09 09:24
tim sukses JK spt Indra J Piliang membuat citra JK jelek.. kalo ngomong kasar dan emosional....beda dengan Anas Urbaningrum dari demokrat yg santun.
sonny kawul - 10/07/09 08:44
utk bang iwan setiwan! kalo komentar nggak usah ngomongin SARA. Kita ini semua sm" rakyat INDONESIA.Memang udah waktunya GOLKAR itu introspeksi.Bagi pak JK, SY ucapkan selamat,walaupun kalah tp tetep berjiwa besar.
JK - 10/07/09 08:42
Tim kampanye JK-win selalu menonjolkan otot bukannya otak ...
Iwan Setiwan - 10/07/09 06:58
Semua orang tahu siap kambing hitamnya diinternal Golkar termasuk Akbar Tanjung. Hanya saja perlu diingat selama Sulawesi tidak berdiri sendiri sebagai negara berdaulat tidak akan pernah jadi Presiden sebab akal sehat orang jawa akan memilih sukunya sendiri(begitu juga sebaliknya/yang lainnya) sepanjang masih ada capresnya dr suku tersebut.
malingkrangkeng - 10/07/09 00:10
Menang kalah biasa aja lah yaw....
JK 2 bulan lawan SBY 5 tahun kampanye.
Jangankan orang lain, saking iklasnya pak JK bekerja orang2 Golkarpun tak tahu apa yg telah dilakukan untuk bangsa....jadi kesimpulannya kambing hitamnya SBY dunk...he..he
Rami - 10/07/09 00:09
Jelas sekali orang golkar sendirilah yang membuat suara JK anjlok (aburizal bakrie,akbar tanjung,agung laksono,muladi yang memang mengharap JK kalah krn ingin menggeser JK jd ketum golkar,kami2 semua gak percaya dengan kenyataan itu,mau apa lagi nasi sdh jadi bubur.
Sabar pak JK dan serahkan semua sama yang diatas,dan percayalah bahwa org jujur dan ikhlas seperti anda Tuhan merencanakan jalan hidup yang lebih baik untuk anda walo tdk jadi presiden.
Terima kasih pak JK orang seperti anda takkan pernah dilupa dengan jasa2 bapak untuk Bangsa ini.
konstituen group - 09/07/09 23:39
KONSTITUEN GOLKAR AKAN HILANG SATU2 SELAMA AKBAR TANJUNG, AGUNG LAKSONO DAN ABURIZAL MASIH BERCOKOL DI GOLKAR, APALAGI MEMIMPIN GOLKAR. PENGKHIANATAN MEREKA MELUKAI HATI KONSTITUENNYA, TERURAMA WILAYAH TIMUR. GOOD BYE GOLKAR !
john - 09/07/09 23:13
KEKALAHAN PAK JK TDK PERLU DISESALI DAN TDK PERLU CARI KAMBING HITAMNYA.MARI TERUS MENGABDI DAN SALING BERGANDENGAN TANGAN UNTUK MEMBANGUN BANGSA INI AGAR SEGERA KELUAR DARI KETERPURUKAN EKONOMI YANG SUDAH SANGAT MENGHIMPIT RAKYAT.RAKYAT BUTUH PEMIMPIN YANG BISA BERTINDAK LEBIH CEPAT LEBIH BAIK, UNTUK ITU HARUS PAKAI KENDARAAN MEGA PRO, PASTI SEMUA YANG SUDAH DIKERJAKAN OLEH PAK SBY AKAN SEGERA BISA DILANJUTKAN!
rudy - 09/07/09 22:58
Respek terhadap komentar Sri Sultan. Dan juga, memang tim sukses JK-WIN sangat tidak santun, arogan, kasar, sehingga memberikan respon publik yang sangat negatif. Terus terang, mendengarkan mereka bicara juga membuat saya mual. Tanpa tim sukses, JK-WIN pasti akan mendapatkan suara diatas 20%.
Namun.. salut kepada JK-WIN yang sudah menunjukkan ke-kesatriaannya.
peri - 09/07/09 22:33
harusnya elit golkar berkaca.. jangan karena perbedaan pribadi jk dikorbankan dan golkar dibiarkan hancur.. saya melihat ternyata kesetiakawanan dalam parpol golkar tidak ada.. seperti akbar tanjung, muladi,,, saya sebagai orang yang cinta dengan golkar sangat geram dan muak melihat mereka termasuk agung dan ical... sebaiknya anda keluar dari golkar
bernard - 09/07/09 22:04
Ngabalin kartu mati dan perusak selera calon pemilih JK. Begitu liat tampangnya langsung mual....
Ovi - 09/07/09 21:58
tak usah cari kambing hitam mengingat sejarah golkar ndak pernah jadi oposisi. Karenanya tunggu saja siapa elit golkar yang msuk kabinet SBY, ya itu saja aktornya. Oportunis merupakan ciri khas elit-elitnya.

Tidak ada komentar: