Kamis, 09 Juli 2009

SBY Telepon JK, Tak Sangka Disiarkan Langsung TV

Jumat, 10/07/2009 02:02 WIB SBY Telepon, JK Tak Menyangka Disiarkan Langsung di TV Shohib Masykur - detikPemilu

Jakarta - Pembicaraan yang berlangsung antara SBY dan JK lewat telepon ternyata bukan dimulai dari JK yang mengontak SBY. Namun sebaliknya, SBY lah yang menelepon JK. Sebelumnya JK memang telah menelepon SBY, namun tak diangkat."Itu SBY yang menelepon Pak JK. Pak JK memang sebelumnya menghubungi SBY sekitar Maghrib karena ada undangan rapat Senin atau Selasa. Sebagai cawapres kan ada niat berkomunikasi, tapi nggak ada niat untuk dipublikasikan," kata jubir Tim Kampanye JK-Wiranto, Yuddy Chrisnandi, saat dihubungi detikcom, Jumat (10/7/2009).Rupanya telepon dari JK itu tidak diangkat oleh SBY. Barulah sekitar pukul 20.00 WIB, saat JK menggelar pertemuan dengan para editor media massa, SBY menelepon balik."Pak JK kan orangnya polos. Teleponnya diambil lalu masuk kamar. Saya ada di sana waktu itu," tutur Yuddy.Begitu mendapat kesempatan berbincang dengan SBY, JK secara spontan mengucapkan selamat. Namun ucapan itu hanya bersifat sementara dan dalam kapasitas JK sebagai wakil presiden, bukan capres. Sebab sebagai capres JK baru akan mengucapkan selamat setelah hasil penghitungan resmi KPU keluar."Dia (JK) spontan mengatakan, 'untuk sementara saya mengucapkan selamat Pak dengan hasil quick count. Saya sampaikan ucapan selamat.' Dalam posisi wapres secara pribadi kan wajar Pak JK mengucapkan selamat," papar Yuddy.Setelah pembicaraan berlangsung, JK baru sadar kalau pembicaraan keduanya direkam secara live oleh televisi. Yuddy yang kebetulan menemani JK dan menyaksikan pembicaraan itu disiarkan di TV berniat memberi tahu JK. Namun rupanya JK telah diberi tahu oleh SBY. "SBY bilang, 'Pak Jusuf, saya minta izin ini ditayangkan di TV supaya masyarakat tenang.' Pak JK nggak tahu ditayangkan di TV, tapi kan Pak JK nggak mungkin menolak setelah diberi tahu," imbuh Yuddy.( sho / Rez )
Jumat, 10/07/2009 00:29 WIB Tim SBY Siapkan Antisipasi Jelang Pelantikan 20 Oktober Luhur Hertanto - detikPemilu

Jakarta - Meski masa kampanye sudah selesai, tugas tim pemenangan SBY-Boediono belum berakhir. Kini mereka menyusun persiapan menjelang 20 Oktober bila KPU menetapkan pasangan tersebut sebagai duet pucuk pemerintahan RI.Demikian tutur cawapres Boediono tentang hasil pertemuannya dengan capres SBY. Pertemuan berlangsung malam ini, Kamis (9/7/2009), di Cikeas, Kab. Bogor.Apakah itu termasuk usulan daftar nama calon menteri?"Oh nggak.... Kalo soal itu belum," jawab Boediono.Persiapan yang SBY tugaskan ke tim pemenangan khususnya lebih pada sisi Boediono yang akan mengemban tugas baru sebagai Wapres RI lima tahun ke depan. Termasuk upaya konsolidasi internal seluruh anggota koalisi pascakompetisi Pilpres."Kami butuhkan persiapan, demikian juga saya butuh persiapan antisipasi bila nanti ada putusan resmi dari KPU. Ini semacam konsolidasi internal," ujar Boediono.( lh / sho )

Jumat, 10/07/2009 00:29 WIB Tim SBY Siapkan Antisipasi Jelang Pelantikan 20 Oktober Luhur Hertanto - detikPemilu

Jakarta - Meski masa kampanye sudah selesai, tugas tim pemenangan SBY-Boediono belum berakhir. Kini mereka menyusun persiapan menjelang 20 Oktober bila KPU menetapkan pasangan tersebut sebagai duet pucuk pemerintahan RI.Demikian tutur cawapres Boediono tentang hasil pertemuannya dengan capres SBY. Pertemuan berlangsung malam ini, Kamis (9/7/2009), di Cikeas, Kab. Bogor.Apakah itu termasuk usulan daftar nama calon menteri?"Oh nggak.... Kalo soal itu belum," jawab Boediono.Persiapan yang SBY tugaskan ke tim pemenangan khususnya lebih pada sisi Boediono yang akan mengemban tugas baru sebagai Wapres RI lima tahun ke depan. Termasuk upaya konsolidasi internal seluruh anggota koalisi pascakompetisi Pilpres."Kami butuhkan persiapan, demikian juga saya butuh persiapan antisipasi bila nanti ada putusan resmi dari KPU. Ini semacam konsolidasi internal," ujar Boediono.( lh / sho )
Kamis, 09/07/2009 22:08 WIB SBY Harap JK Terus Berperan Luhur Hertanto - detikPemilu

Bogor - Banyak peran positif yang dapat Jusuf Kalla (JK) emban purna masa bakti sebagai Wapres RI 2004-2009. Capres Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) berharap JK bersedia meneruskan bakti bagi bangsa dan negara.Demikian penjelasan SBY tentang salah satu materi pembicaraannya dengan capres JK malam ini, Kamis (9/7/2009). Komunikasi berlangsung melalui telepon."Saya juga berharap ke depan Pak JK masih bisa melakukan apa saja yang menurut pilihan beliau berguna bagi bangsa dan negara," ujar SBY.Sejarah mencatat banyak sekali peran penting yang JK lakukan selama ini. Mengingat betapa besar kapasitas dan kapabilitas JK tersebut, sudah pasti negara masih membutuhkan JK.Selama pembicaraannya dengan JK, capres SBY didampingi oleh Cawapres Boediono. Usai komunikasi telepon itu SBY-Boediono langsung mengadakan pertemuan rapat pertama pascapemungutan suara Pilpres 2009.( lh / sho )
Kamis, 09/07/2009 22:05 WIB Perjuangan Muhammadiyah Tak Terpengaruh Suara Sinis Reza Yunanto - detikPemilu

Jakarta - Dua ormas Islam terbesar, Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama (NU) disebut-sebut memberi dukungan kepada pasangan JK-Wiranto. Jebloknya suara pasangan nomor urut 3 itu tak ayal menimbulkan suara sinis kepada dua ormas itu. Terhadap suara-suara sinis itu, Muhammadiyah sebagai organisasi Islam tertua dan besar yang usianya lebih tua dari negara, dan telah berperan besar dalam penegakan kemerdekaan serta memberi sumbangsih besar dalam pembangunan bangsa, menyatakan, kebesaran Muhammadiyah tidak akan terkurangi dengan adanya suara-suara sinis yang ingin mengecilkan Muhammadiyah.Demikian tulis Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin dalam rilis yang diterima detikcom, Kamis (9/7/2009).Selanjutnya, Muhammadiyah sebagai gerakan moral amar makruf nahyi munkar, mengatakan senantiasa tanggap terhadap berbagai persoalan bangsa, dan tampil memberi solusi terbaik untuk kebaikan umum.Muhammadiyah mendorong demokratisasi Indonesia dan mengawalnya untuk tetap berada pada jalur moral dan etika. Muhammadiyah mengharapkan Pilpres berlangsung jujur, adil, beradab dan bermartabat dan jauh dari kecurangan dan politik uang.Oleh karena itu, Muhammdiyah tampil membantu memberi solusi terhadap masalah DPT yang sejak Pileg yang lalu mengalami kekisruhan. Bagi Muhammadiyah, satu orang pun warga negara yang memiliki hak pilih tapi terhalangi menggunakannya baik karena alasan administratif maupun politis adalah pengabaian terhada hak-hak politik rakyat yang dijamin Konstitusi. "Alhamdulillah upaya ini berhasil dengan diperbaikinya DPT (walau dua hari sebelum Pilpres) dan ditemukan jutaan pemilih ganda, serta dibolehkan penggunaan KTP bagi yang tidak terdaftar di DPT," jelas Din lagi.Din menambahkan, PP Muhammadiyah lewat Maklumat tentang pilpres memberi kriteria pemimpin yang layak dipilih adalah wujud tanggung jawab moral baik kebaikan bangsa. Bahwa diopinikan maklumat tersebut kurang diperhatikan oleh warga dalam pilpres, mungkin saja karena kurang sosialisasi, tidak disetujui karena budaya Muhammadiyah egaliter, atau karena ada faktor misterius yang membuat suara warga Muhammadiyah, mungkin juga NU, tidak tampak dalam hasil perhitungan suara.Hal tersebut biasa saja. Kepada warga Muhammadiyh agar menyikapinya dengan biasa saja, dan dengan tetap memilihara kepercayaan diri bahwa Muhammadiyah adalah organisasi besar, dengan jasa besar bagi bangsa, dan tetap berbuat karya-karya besar bagi kemajuan bangsa dan negara, siapa pun yang memimpin negara ini.( Rez / sho )
Kamis, 09/07/2009 21:39 WIB 7 Pemimpin Negara Sahabat Ucapkan Selamat ke SBY Luhur Hertanto - detikPemilu

Bogor - Meski belum ada penetapan hasil final Pilpres 2009, sejumlah pemimpin dari negara sahabat telah menyampaikan ucapan selamat atas kemenangan SBY. Mereka menilai hasil hitung cepat bisa dipercaya.Para tokoh tersebut menelpon SBY sepanjang pagi hingga malam, Kamis (9/7/2009). Mereka adalah PM Malaysia Tun Abdul Razak, Presiden Timor Leste Ramos Horta, PM Singapura Lee Sin Leung, Presiden Korsel Lee Myung Bak, PM Australia Kevin Rudd, Presiden Filipina Gloria Arroyo, dan Menteri Mentor Singapura Lee Kwan Yuew."Beliau-beliau mengucapkan selamat bukan hanya pada saya tapi kepada bangsa dan negara Indonesia atas terselenggaranya peaceful and democratic election," ujar SBY di kediaman pribadinya di Cikeas, Bogor, Jawa Barat.Kepada para tokoh tersebut SBY lalu menjelaskan bahwa hasil resmi Pilpres 2009 baru akan KPU umumkan dua pekan lagi. Penghitungan suara yang ada saat ini belum final dan itu pun baru hasil penghitungan cepat."Tapi beliau-beliau katakan quick count yang dilakukan dengan metode yang scientific, maka hasil itu bisa dipercaya," ujar SBY.( lh / sho )
Kamis, 09/07/2009 21:16 WIB SBY Senang JK Nelepon Luhur Hertanto - detikPemilu

Bogor - Sebenarnya pembicaraan telepon Jusuf Kalla (JK) dengan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) merupakan sesuatu yang biasa saja. Tapi mengingat sengitnya kompetisi dalam Pilpres 2009, maka pembicaraan dua capres ini menjadi istimewa.Demikian pengakuan capres SBY usai terima telepon ucapan selamat dari capres JK. Pembicaraan telepon berlangsung dari kediaman masing-masing, Kamis (9/7/2009) malam."Saya bersyukur bisa berkomunikasi kembali dengan Pak Jusuf Kalla. Meski kami masih presiden dan wapres, tapi sebagai sesama capres tentunya ini peristiwa penting," kata SBY.Menurut SBY, nilai pentingnya adalah bahwa meski sempat berkompetisi sangat ketat, namun keduanya tetap menjaga komunikasi setelah pilpres digelar. Para kontestan tetap bisa menjalin silaturahmi dan tidak tertutup peluang bekerja sama.Silaturahmi dan siap bekerja sama kembali juga berlaku untuk seluruh anggota tim pemenangan. Meski saat kampanye terjadi kompetisi keras, tapi itu semua sekedar menjalankan tugas dan setelah tugas selesai maka kembali bersahabat."Sehingga demokrasi Indonesia makin berkembang dan matang," sambung SBY.( lh / sho )
Kamis, 09/07/2009 20:15 WIB JK Beri Ucapan Selamat Kepada SBY Lewat Telepon Luhur Hertanto - detikPemilu

Bogor - Capres Jusuf Kalla (JK) tampaknya sudah legowo alias ikhlas menerima kekalahannya dari Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). JK mengucapkan selamat kepada kompetitornya itu melalui telepon.Saat menerima telepon dari JK, SBY kebetulan sedang hendak memberikan keterangan pers kepada wartawan di pendopo kediamannya, Puri Cikeas, Bogor, Kamis (9/7/2009) malam. Pembicaraan dilakukan tanpa loudspeaker sehingga suara JK tidak bisa didengar wartawan. Berikut kutipan pembicaraan SBY."Apa kabar Pak Jusuf?" sapa SBY.(JK bersuara)"Terima kasih terima kasih," kata SBY.(JK bersuara)"Ini sebagaimana kita bicarakan berdua dulu, meskipun kompetisi bisa keras, tapi tetap menjalin komunikasi dan silaturahmi. Kita berdua sama-sama memberikan contoh bahwa hubungan tetap terjalin," sahut SBY.(JK bersuara)"Tim kita tetap menjalankan tugas. Dan setelah ini kita bersama-sama bekerja sama melangkah ke depan. Sejarah mencatat jasa Pak Jusuf besar sekali bagi bangsa dan negara. Mari teruskan amanah bagi kita berdua dan Insyaallah ke depan ada jalan yang baik bagi kebersamaan kita. Negara masih membutuhkan Pak Jusuf. Apapun nanti peran Pak Jusuf, kami senang sekali Pak Jusuf bersedia meneruskan darma baktinya bagi negara. Insyaallah kita bicarakan lagi nanti," tutup SBY. ( sho / sho )
Kamis, 09/07/2009 21:04 WIB Jasa JK Besar, SBY Ajak Tetap Kerja Sama Luhur Hertanto - detikPemilu

Bogor - Capres Jusuf Kalla (JK) memberi ucapan selamat kepada pesaingnya, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Sebagai imbal balik, SBY menyebut jasa JK pada bangsa dan negara besar dan mengajaknya tetap bekerja sama."Sejarah mencatat jasa Pak Jusuf besar sekali bagi bangsa dan negara. Mari teruskan amanah bagi kita berdua, dan Insyaallah ke depan ada jalan yang baik bagi kebersamaan kita," kata SBY saat menerima telepon ucapan selamat dari JK di kediamannya, Puci Cikeas, Bogor, Kamis (9/7/2009).Apapun peran JK nantinya, kata SBY, dirinya senang sekali partnernya selama 5 tahun itu tetap bersedia meneruskan darma baktinya bagi negara. SBY juga mengajak JK memberikan contoh yang baik bagi masyarakat."Ini sebagaimana yang kita bicarakan berdua dulu, meskipun kompetisi bisa keras, tapi tetap menjalin komunikasi dan silaturahmi. Kita berdua sama-sama memberikan contoh bahwa hubungan tetap terjalin," ucap SBY.Tidak diketahui apa jawaban JK menanggapi ucapan-ucapan SBY. Pembicaraan keduanya tidak dilakukan dengan loudspeaker sehingga wartawan tidak mendengar suara JK.( sho / sho )
Kamis, 09/07/2009 20:15 WIB JK Beri Ucapan Selamat Kepada SBY Lewat Telepon Luhur Hertanto - detikPemilu

Bogor - Capres Jusuf Kalla (JK) tampaknya sudah legowo alias ikhlas menerima kekalahannya dari Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). JK mengucapkan selamat kepada kompetitornya itu melalui telepon.Saat menerima telepon dari JK, SBY kebetulan sedang hendak memberikan keterangan pers kepada wartawan di pendopo kediamannya, Puri Cikeas, Bogor, Kamis (9/7/2009) malam. Pembicaraan dilakukan tanpa loudspeaker sehingga suara JK tidak bisa didengar wartawan. Berikut kutipan pembicaraan SBY."Apa kabar Pak Jusuf?" sapa SBY.(JK bersuara)"Terima kasih terima kasih," kata SBY.(JK bersuara)"Ini sebagaimana kita bicarakan berdua dulu, meskipun kompetisi bisa keras, tapi tetap menjalin komunikasi dan silaturahmi. Kita berdua sama-sama memberikan contoh bahwa hubungan tetap terjalin," sahut SBY.(JK bersuara)"Tim kita tetap menjalankan tugas. Dan setelah ini kita bersama-sama bekerja sama melangkah ke depan. Sejarah mencatat jasa Pak Jusuf besar sekali bagi bangsa dan negara. Mari teruskan amanah bagi kita berdua dan Insyaallah ke depan ada jalan yang baik bagi kebersamaan kita. Negara masih membutuhkan Pak Jusuf. Apapun nanti peran Pak Jusuf, kami senang sekali Pak Jusuf bersedia meneruskan darma baktinya bagi negara. Insyaallah kita bicarakan lagi nanti," tutup SBY. ( sho / sho )
Kamis, 09/07/2009 19:59 WIB Boediono Merapat ke Cikeas Luhur Hertanto - detikPemilu

Bogor - Cawapres Boediono merapat ke kediaman Capres SBY di Cikeas, Bogor. Boediono terkesan menghindar dari wartawan.Boediono tiba di kediaman SBY pukul 18.30 WIB, Kamis (9/7/2009) malam. Begitu tiba mobil yang ditumpangi Boediono langsung masuk ke kediaman SBY sehingga lolos dari pantauan wartawan.Selanjutnya Boediono mengadakan pertemuan dengan SBY di banungan rumah sayap kiri. Turut hadir antara lain Mensesneg Hatta Radjasa, Denny Indrayana, Dino Pattijalal, dan Andi Mallarangeng.( sho / sho )
Kamis, 09/07/2009 18:48 WIB SBY Lampaui Rekor Obama Amanda Ferdina - detikPemilu

Jakarta - Kemenangan pasangan SBY-Boediono yang menurut berbagai lembaga survei mencpai 60 persen dianggap telah melampaui rekor presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama. Sebelumnya, Obama adalah pemecah rekor dunia yang mendapatkan 52 persen atau setara dengan 69 juta pemilih.Hal itu disampaikan Wakil Ketua Dewan Pakar Tim Kampanye SBY-Boediono, Bara Hasibuan, dalam media briefing di restoran Amadeus, Setabudi Building, Jl Setia Budi, Kamis (9/7/2009).Menurut Bara, dari 231 juta warga AS yang memiliki hak pilih, 132 juga di antaranya menggunakan hak suaranya. Dari 132 juta itu, 52 persen atau 69 juta memilih Obama.Sementara SBY menang dengan 60 persen suara dari jumlah pemilih di Indonesia yang mencapai 176 juta. Dengan asumsi tingkat partisipasi 70 persen, artinya jumlah pemilih yang menggunakan hak suaranya adalah 119 juta."Jadi kalau SBY 60 persen, berarti setara dengan 71 juta suara. Kalau itu betul, SBY akan pecahkan rekor yang mengalahkan Obama," kata Bara.Selain itu Bara juga membedakan posisi tanding SBY sebagai incumbent dan Obama yang merupakan calon baru. Kondisi perpolitikan AS di mana rakyat ketika itu sudah merasa tak suka dengan presiden sebelumnya, George W Bush, serta keadaan ekonomi yang tak menentu dianggapnya menguntungkan Obama. "Kombinasi itu menguntunkan Obama, maka dari jauh hari bisa diprediksikan Obama akan menang. Beda dengan seorang incumbent. SBY memang punya keuntungan, tapi posisi itu juga tidak mudah karena itu juga suatu ujian. SBY diuji oleh rakyat apakah dia sudah bisa menyejahterakan rakyat, bukan hanya apa yang akan dilakukan ke depan. Jadi SBY juga sukses sebagai incumbent," jelas Bara.Akan tetapi Bara juga menegaskan pernyataannya bukan berarti mendahului hasil dari KPU. "Lagi-lagi ini bukan kita mau mendahului hasil dari KPU. Tapi kalau kita lihat dari 4 lembaga survei yang konsisten dan juga dari pengalaman lalu, maka bisa kita lihat lebih kurang akan sama dengan KPU," tandas Bara.( amd / sho )

Kamis, 09/07/2009 18:04 WIB LSI: Pertarungan Pilpres Antara Mega-Prabowo dan SBY-Boediono Muhammad Taufiqqurahman - detikPemilu
Foto: Dokumen detikcom

Jakarta - Lembaga Survei Indoensia (LSI) menjelaskan pertarungan pada pemilihan presiden (pilpres) lalu antara capres SBY-Boediono dan Mega-Prabowo. Terutama pada isu soal kelas sosial."Dalam konteks ini pak JK agak susah ditempatkan. Nilainya disedot oleh pak SBY. Kelas sosial yang bertarung antara Mega dan SBY," ujar Direktur LSI Saiful Mujani di kantor LSI, Jl. Lembang Terusan, Jakarta Pusat, Kamis (9/7/2009).Hal ini didasarkan pada hasil Exit Poll yang dilakukan oleh LSI di 2116 TPS yang tersebar diseluruh Indonesia pada Rabu (8/7/2009) kemarin. Populasinya adalah semua pemilih yang memilih ke TPS.Menurut Saiful, Posisi JK yang juga sebagai Wakil Presiden dari SBY menempatkannya dalam posisi yang sulit."Kalau Pak JK di luar faktor, karena efeknya ekonominya tidak ke pak JK. Perlu waktu lama agar posisi JK untuk jadi oposisi," kata dia.Pada survei tersebut, pasangan capres SBY-Boediono mendapatkan suara yang hampir berimbang dari para pemilih yang berdomisili di pedesaan dan perkotaan."Dari pedesaan sebanyak 59% dan perkotaan 65%. Mega-Prabowo mendapat persentase 29% dari pedesaan dan 22% dari perkotaan dan sedangkan JK-Win 12% untuk daerah pedesaan dan 13% untuk perkotaan," jelasnya.Pada tingkat pendidikan dengan latar belakang pendidikan yang beragam seperti dari Sekolah Dasar (SD), Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP), Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA), dan perkuliahaan, rata-rata persentase pemiliha SBY-Boediono dari beberapa kategori di atas hampir sama."Pemilih Mega-Prabowo yang punya latar tingkat pendidikan rendah semisal SD sebesar 23,8%, dan SLTP sebesar 20.7%, SLTA 12,9%, dan kuliah 9,6%," tuturnya.Lebih lanjut, Saiful menjelaskan bahwa para pemilih tersebut bahwa kebanyakan memilih pasangan capres dari berita eskpos ke media massa, khususnya televisi, koran, dan majalah. Megawat-Prabowo untuk televisi 24% dan koran/ majalah sebesar 25%, SBY-Boediono 63% pada televisi dan 62% untuk koran/majalah."JK-Wiranto sendiri 13% dari televisi dan 12% dari radio. Kalo pun ada media setting masyarakat bisa menyeleksi. tidak usah diplintir-plintirlah karena masyarakat tahu," candanya.Meski begitu, berdasarkan survei tersebut, masyarakat memilih capres tertentu dengan beberapa pertimbangan semisal masalah program, kepedulian terhadap rakyat."Masyrakat akan memilih capres dengan melihat program yang dinilai meyakinkan sebanyak 38.6%, pro-rakyat 35.6%, mudah diingat 8.2%, dan berdasarkan agama 1%," sebutnya.Survei ini menunjukkan juga bahwa massa partai pendukung JK-Wiranto sebanyak 41.4% dari responden memilih pasangan SBY- Boediono, dan 12.4% ke Mega-Prabowo. ( fiq / ken )
Kamis, 09/07/2009 17:31 WIB Diperiksa Bawaslu Dicecar 18 Pertanyaan, Prabowo Bantah Kampanye di Masa Tenang Novi Christiastuti Adiputri - detikPemilu

Jakarta - Cawapres Prabowo Subianto memenuhi panggilan Bawaslu terkait dugaan pelanggaran kampanye di masa tenang. Diperiksa selama kurang lebih 1,5 jam, Prabowo dicecar 18 pertanyaan. Dalam kesempatan itu Prabowo membantah pihaknya melakukan pelanggaran kampanye di masa tenang."Terkait laporan tim advokasi nomor urut 2, kami mengundang Bapak Prabowo dan beliau telah hadir di sini. Kami mengajukan beberapa pertanyaan terkait klarifikasi, ada 18 pertanyaan," kata Ketua Bawaslu Nur Hidayat Sardini dalam jumpa pers usai pemeriksaan di Kantor Bawaslu, Jl MH Thamrin, Jakarta Pusat, Kamis (9/7/2009).Dari 18 pertanyaan itu, 4 di antaranya menyangkut identitas terlapor alias Prabowo, 2 tentang persoalan teknis, dan sisanya mengenai materi yang dilaporkan. Dalam pemeriksaan itu, Prabowo menjelaskan kepada Bawaslu bahwa pihaknya tidak merasa berkampanye pada masa tenang."Tadi sudah saya jelaskan adanya laporan bahwa kami melakukan kampanye saat masa tenang. Saya merasa saat itu tidak melakukan orasi politik, dan acara itu dilakukan di dalam rumah. Jadi itu kegiatan internal," kata Prabowo.Prabowo mengakui bahwa dalam acara yang digelar sehari sebelum Pilpres di kediaman Capres Megawati di Kebagusan, Jaksel itu pihaknya memang mengundang media massa. Namun hal itu adalah wajar mengingat sebagai figur publik setiap pembicaraannya sering ditayangkan oleh media massa."Kita memang mengundang media. Kami juga setiap hari diliput, dan apapun yang saya bicarakan ditayangkan. Saya tidak mengerti sebetulnya, ini kan demokrasi, ada dinamika. Kita menuntut rakyat untuk memilih, dan mereka seharusnya diberi kebebasan. Saya sendiri dipanggil ke sini ya saya datang," ucapnya.Selain itu Prabowo juga mengaku tidak mengarahkan media untuk meliput bagian yang mana dari yang dia bicarakan. Karena itu menurutnya persoalan ini tidak perlu didramatisir."Itu kan media yang memutuskan apa yang disiarkan, kita tidak membayar. Justru iklan kita yang kita bayar malah diblokir. Saya kira inilah di mana dalam alam demokrasi seorang figur publik pasti diliput," imbuh Prabowo.Saat ditanya apakah pihaknya akan menuntut balik, Prabowo menjawab akan menyerahkannya kepada tim hukumnya. "Itu nanti tim hukum yang menyelesaikan, saya tidak ahli tentang hal ini. Saya lebih cocok berpikir hal-hal substansial, contohnya masalah DPT. Kalau hal-hal seperti ini sangat teknis," tandasnya.( sho / iy )
Kamis, 09/07/2009 17:11 WIB Hafiz Minta Kubu Mega-Prabowo Stop Wacanakan KPU Curang ke Publik Elvan Dany Sutrisno - detikPemilu
Foto: Dokumen detikcom

Jakarta - Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU), Abdul Hafiz Anshary meminta tim Mega-Prabowo tidak terus menebar wacana KPU curang. Jika memang ada dugaan itu, Hafiz meminta kubu Mega-Prabowo menempuh jalur semestinya."Kalau ada dugaan kecurangan ya diinventarisasi akan lebih manis ketimbang diwacanakan ke publik," ujar Hafiz, saat ditemui wartawan di Gedung KPU, Jalan Imam Bonjol, Jakarta Pusat, Kamis (9/7/2009).Hafiz berharap siapapun yang kurang puas terhadap KPU menggunakan jalur hukum untuk mengklarifikasi melalui jalur hukum, tidak membangun asumsi publik negatif."Ada ranah hukumnya sendiri, tidak perlu wacana-wacana," lanjutnya.Sebelumnya, Prabowo mewacanakan bahwa KPU telah melakukan banyak kecurangan dalam pelaksanaan pilpres.( van / ken )
Kamis, 09/07/2009 17:11 WIBHafiz Minta Kubu Mega-Prabowo Stop Wacanakan KPU Curang ke PublikElvan Dany Sutrisno - detikPemiluJakarta - Ketua KPU Abdul Hafiz Anshary meminta tim Mega-Prabowo tidak terus menebar wacana KPU curang. Jika memang ada dugaan itu, Hafiz meminta kubu Mega-Prabowo menempuh jalur semestinya. ( van / ken )
Komentar terkini (59 Komentar)
Kopkamtib, TANGKAP MEGA PRO!! dan jebloskan ke sel
Balas Tanggapan
edanbangetz, Wahai Fadlizon, Aria Bima, Indra Piliang, Poempida Cs. Kalian pikir kami rakyat ini bodoh semua ha?! Akui aja kalian sebagai timses memang tidak bisa berbuat banyak menghadapi realita politik. Keluar airmata darah pun bos kalian tetap aja tidak dipilih rakyat. Pada 2004 pun banyak kesalahan tapi kalian tidak peduli. Sekarang karena presidennya bukan Mega, kalian sibuk mengeksposnya. Ngomong2 siapa tuh aparatur pemerintah yang menyuplai data buat DPT itu, apa bukannya orang2 kalian ha?! SBY memang hebat dan bermartabat, akui saja itu!!!!
1 Tanggapan Balas Tanggapan
Fans-nya Indonesia Tercinta Pak JK dan Pak Wiranto berjiwa besar dan ksatria!! Kubu Mega-Pro kayak gitu juga dong... Kalah menang rakyat melihat sikap dan tindak tanduk kita... Baru pemilu sudah memberikan bara api di hati rakyat... gimana kalo jadi Presiden bisa perang terus kali negara kita... ada masalah Ambalat dikir perang... ada Teroris dikit hajar... ada rakyat yang salah sedikit dan menyerang pemerintah... serang.. bahkan mungkin diculik (kayak zaman dulu....) hiiiiiii... serem....
Gemblung Djoyohadikusumo, Kalian semua tidak ngerti politik. Saya kader setia Gerindra. Orang Gerindra tidak suka fitnah, tidak suka tebar wacana KPU curang. Yang tebar wacana bukan orang Gerindra .... Tuyul mungkin ???
Balas Tanggapan
Tim pecundang, Mungkin hanya beginilah cara-cara yang diambil oleh Tim Mega Pro dalam rangka menutupi rasa malunya, apalagi si Mbok Mega yg sudah 2x nyapres tetep kalah, jadi bukannya simpati yg didapat dari rakyat, tapi malah keburukan dan caci maki aja yg didapat dr rakyat, untuk Prabowo apa anda gak malu sebagai anak begawan ekonomi apa pantas bertindak demikian? mana jiwa ksatriamu yg mantan jenderal? mungkin hanya pepatah : Buruk Muka Cermin dibelah" ini yang pantas diberikan kepada anda berdua.
Balas Tanggapan
leGOWO, hoi,praBOWO.kalau mau jadi orang yang berwiBOWO ya harus bisa bersikap leGOWO,jangan ngotot seperti bangsa kuROWO.kalau masih nafsu ingin jadi presiden,nanti di 2014.tapi ingat, kekayaan dan banyak uang bukan jaminan untuk di pilih rakyat.inga...inga
Balas Tanggapan
mau tp tak mampu, maunya sih memobili massa..klo chaos pasti ada pihak yg dirugikan sementara yg laen untung. amit2
Balas Tanggapan
ONTOSENO, Hidup PECUNDANG,Hidup PENGECUT... Biar Kalah Yang Penting SOMBONG... Dah terlanjur MALU lebih baik MALU MALUIN... Biar BEGO yang PENTING KERAS KEPALA jd MUKA TEMBOK... Im the LOOOOSSSER,OKAY....
Balas Tanggapan
ONTOSENO, Hidup PECUNDANG,Hidup PENGECUT... Biar Kalah Yang Penting SOMBONG... Dah terlanjur MALU lebih baik MALU MALUIN... Biar BEGO yang PENTING KERAS KEPALA jd MUKA TEMBOK... Im the LOOOOSSSER,OKAY....
Balas Tanggapan
SUARA RAKYAT, Kasihan Pak Prabowo mantan Jenderal bisa ketularan virus dari Bu Mega yg tdk ksatria dan berjiwa anak kecil
Balas Tanggapan
ONTOSENO, Hidup PECUNDANG,Hidup PENGECUT... Biar Kalah Yang Penting SOMBONG... Dah terlanjur MALU lebih baik MALU MALUIN... Biar BEGO yang PENTING KERAS KEPALA jd MUKA TEMBOK... Im the LOOOOSSSER,OKAY....
Kamis, 09/07/2009 17:11 WIBHafiz Minta Kubu Mega-Prabowo Stop Wacanakan KPU Curang ke PublikElvan Dany Sutrisno - detikPemiluJakarta - Ketua KPU Abdul Hafiz Anshary meminta tim Mega-Prabowo tidak terus menebar wacana KPU curang. Jika memang ada dugaan itu, Hafiz meminta kubu Mega-Prabowo menempuh jalur semestinya. ( van / ken )
Komentar terkini (59 Komentar)
ONTOSENO, Hidup PECUNDANG,Hidup PENGECUT... Biar Kalah Yang Penting SOMBONG... Dah terlanjur MALU lebih baik MALU MALUIN... Biar BEGO yang PENTING KERAS KEPALA jd MUKA TEMBOK... Im the LOOOOSSSER,OKAY....
Balas Tanggapan
agustinus k, setuju Pak Hafiz, dari pada Koar-koar Ranah Hukumnya sdh ada ya..ditempuh saja... saran untuk Bung Fadil dan Bung Indra jangan persempit wawasan luas anda hanya untuk kepentingan sesaat...persoalan DPT cuma hanya berupa Daftar, kenyataan yang terjadi di lapangan di TPS kami DPT 600 ORG,Yg Nyontreng 300 Org sisanya malas datang mungkin karena koar koar anda ber 2 yg tdk sesuai perbuatan katanya demi rakyat nyatanya hanya untuk kelompok, Dari Dulu sampai sekarang Rakyat Indonesia yang Tulen berpikiran selesai nyontreng LANJUTKAN kehidupan seperti biasanya dan tidak berharap banyak dari Negara hanya Rasa Aman dan tenang, Urusan Rizqi,Jodoh,Maut Allah Sudah Atur
Balas Tanggapan
away, Rasanya kurang pantas kaloo di sekeliling team sukses pasangan yang kalah pikiran dan gaya nya picik ngga mau nerima kekalahan ituu kahh yang di sebut DEMOKRASI ?? COBA LAHH berfikir positip smua buat RAKYAT jangan buat resah RAKYAT kecil yang ngga tau apapa di MULUT BUAYA ELIT POLITIK semua sudah terjawab kemenangan ADA DI TANGAN SBY -BUDIONO ,jangan lah JADI PROVOKATOR buat ngerusak kedamaian selama ini , lebih baik BEKERJA, BERKARYA DAN MEMBERIKAN APA YANG BISA DI BERIKAN BUAT RAKYAT,jangan cuman menyalahkan HIDUP SBY HARAPAN RAKYAT INDONESIA ADA DI PUNDAK MU MAJU DAN LANJUT KAN JENDRAL ,,,,
Balas Tanggapan
Yusna Wiryawan, lanjut kan
Balas Tanggapan
Yusna Wiryawan, sekali lagi saya ucapkan selamat atas kemenangan sementara buat SBY-BUDIONO apapun hasil nya yang penting buat rakyat jadikan dia sejahtera .dan buat yang suara nya kurang hendak lah berkaca lah pada diri sendiri jangan hanya mencaci toh kita ngga butuh cacian dan hujatan yang murahan semoga buat team sukses yang kalah jangan jadikan ini PROYEK untuk kepentingan PRIBADI salam sejahtera buat RAKYAT INDONESIA selamat bekerja PAK SBY,,,, LANJUT KAN KOMANDAN
Balas Tanggapan
Stef, Capek lihat manuver elit, yang gak berjiwa besar. Mereka kira, mereka aja yang paling pintar. 2004 kalah, sekarang kalah lagi kok gak mau sadar bahwa ada orang lain yang lebih baik dan lebih dipercaya oleh rakyat.
Balas Tanggapan
Org biasa, Pa bowo mestinya legowo donk! Jgn main fitnah dan ngomong ga jelas. Gimana mau mimpin bangsa.. Kalau bsnya cari kesalahan org aja. Contoh tu pa JK udah Ngasih selamat ke pa SBY. Lagian ni negara, negara hukum kan bkn negara preman yg main hkm sendiri. Ketahuan deh siapa negarawan sejati.
Balas Tanggapan
Teuku Aan Panlima, Kalo 3 diva, kan dapet honor, kalo adeknya kan enggak dapet, kalo lagi emosi pastilah gelap matanya. ; )
Balas Tanggapan
gombloh, HIDUP PAK PRABOWO,MAJU TERUS!!!
Balas Tanggapan
Wong cilik, Ya klo ikut lomba yo harus Siap kalah maupun memang kalau kalah yo kalah memang belum bisa he he he kalo memang yo itu sudah sesuai memang dia juga banyak belajar ha ha ha tapi jangan sombong lo Bagi yang menang kasihan Bagi yang kalah biar gak putus asa
Kamis, 09/07/2009 17:11 WIBHafiz Minta Kubu Mega-Prabowo Stop Wacanakan KPU Curang ke PublikElvan Dany Sutrisno - detikPemiluJakarta - Ketua KPU Abdul Hafiz Anshary meminta tim Mega-Prabowo tidak terus menebar wacana KPU curang. Jika memang ada dugaan itu, Hafiz meminta kubu Mega-Prabowo menempuh jalur semestinya. ( van / ken )
Komentar terkini (59 Komentar)
Hans, Klo kalah ya terima aja, berarti rakyat ga percaya sm anda...Gitu aja repot...
Balas Tanggapan
tukang bacot, ya beginilah gue. dah gak bisa dirubah. dari pada gue malu kalo kalah mending cari cari kesalahan orang sapa tau pada simpati sama gue.gue kan gak mungkin kalah ...hahahaha. bar kalah yang penting sombong..........hidup sombong!!!
Balas Tanggapan
Karim skarim, ...emang jiwanya udah sakit..jd slalu nyari masalah dan suka kkerasan..liat aja masa laluny, bisa mati smua klo jd oposisinya...tobat dong boss...!
Balas Tanggapan
buyung, Wajar!! orang kecewa ya begitu..., gara2 ngotot pengen berkuasa, modal dah keluar banyak, ketika kalah, tidak mau terima. DASAR kumpulan PREMAN!!! ginilah akibatnya klw didalam partai kebanyak PREMAN dan Ketuanya kurang pendidikan. Kasihan pendukung Mega-Pro, punya pemimpin kayak begitu... ck... ck... ck...
Balas Tanggapan
Wong ndeso, Pak bowo, aku pendukung anda legowo n akuilah kekalahan ini. Semakin anda ngotot pendukung anda semakin ga simpatik dan malahan menjauhi anda karena kecewa kpd anda yg ga bisa menjaga ego anda.
Balas Tanggapan
MEGATHAIE, Ntar kalu ada pemilu lg suruh z mbak MEGA yg jd panitia. Kalu plu d sluruh TPS.. Ntar Pak prabowo yg jd penjaga keamanan! Hahaha..
Balas Tanggapan
Hujimien, Begini, jika Maga-Bowo mendapat suara 60%,seritanya akan lain pasti pilpres mendapat penilaian pemilu paling bersih, jujur, adil, nol kecurangan dan pemilu terbaik di dunia dan akhirat. Bu Mega dan Pak Prabowo cobalah bersikap berdasar kata hati dan nurani, khususnya pak Prabowo masih ada harapan untuk pilpres 2014. tawaduklah.
Balas Tanggapan
legowo ah, Lucu juga kok mega pro ini kemarin Lembaga Survey ama Televisi yg nyiarin quick qount dibilang menyesatkan, sekarang KPU dibilang curang besok apalagi ya ??? Rakyat diancam ??? Petugas KPPS disuap ato Saksi Partai dihipnotis ??? Come on be a wise person.....
Balas Tanggapan
Niobevei Soekanto, hati saya sebenarnya PDIP, tapi kalau presidennya bukan megawati. peace..
Balas Tanggapan
Bang thoyib, Group Megaloman and prabonbon ini emang ajaib. Kmrn mau pilpres sok-sok an ngadain acara masak2.. Sekarang udh kalah gelar acara cuci piring aja laah..
Kamis, 09/07/2009 17:11 WIBHafiz Minta Kubu Mega-Prabowo Stop Wacanakan KPU Curang ke PublikElvan Dany Sutrisno - detikPemiluJakarta - Ketua KPU Abdul Hafiz Anshary meminta tim Mega-Prabowo tidak terus menebar wacana KPU curang. Jika memang ada dugaan itu, Hafiz meminta kubu Mega-Prabowo menempuh jalur semestinya. ( van / ken )
Komentar terkini (59 Komentar)
Juragan, Pak Prabowo, saya pendukung Anda. Tapi cara-cara Anda menuding sana-sini tidak etis dan kontra-produktif. Tolong hentikan!!!
Balas Tanggapan
Herybae, Yth para komentator kita dah capek ngomentari Mega-Pro yg bukan negarawan sejati ya...!Biar aja dia ngoceh kesana kemari kita duduk manis sambil sambil senyum.
Balas Tanggapan
LANJUTKAN, Gw heran sbetulny, knp 3 diva dukung prabowo, lha wong adeknya mega aja g dukung kakaknya.. Betuuuul???
Balas Tanggapan
rakyat, Tenang Pak, nanti kalo si bowo sama si mega ini macem2.. kami rakyat yg akan menampar muka mereka
Balas Tanggapan
Yoshpie, Betul pak hafis...semakin bu mega gembar gembor ke publik simpati pendukangnya yg moderat akan makin menjauh...lima+tahun lagi suara pdi perjuangan akan sama dengan suara JK WIRANTO 12PERSEN SAJA [CONTOH ORANG KUWALAT SAAT DEBAT CAPRES]
Balas Tanggapan
Yoshpie, Betul pak hafis...semakin bu mega gembar gembor ke publik simpati pendukangnya yg moderat akan makin menjauh...lima+tahun lagi suara pdi perjuangan akan sama dengan suara JK WIRANTO 12PERSEN SAJA [CONTOH ORANG KUWALAT SAAT DEBAT CAPRES]
Balas Tanggapan
Sumbawa, Dewasa dikit dong... Kalau betul ada kecurangan, buktikan di pengadilan. Bukan di media massa. Jadilah Tokoh... Bukan Toko...
Balas Tanggapan
Di Je, Makanya merka ga pantes mimpin bangsa ini. Sikapnya ngga mencerminkan sikap seorang pemimpin. Nuduh2 mulu, protes2 mulu. Ngga dewasa bgt sih. Iya manja kali ya. Apalagi prabowo yg kmrn mengatakan "jangan cari2 kesalahan orang lain lah" padahal itu kan kerjaannya dia yg suka nyari2 kesalahan orang. Grow up man!!!!!!!!!!!!!!
Balas Tanggapan
SONIC, HAFIZ..HAFIZ...KLO MENAG GAK SALAH NGAPAIAN KAMU TAKUT..DASAR KMU EMANG PELACUR KPU...
Balas Tanggapan
Di Je, Betul tuh pak hafiz, saya dukung anda. Sudah waktunya anda tegas menanggapi tuduhan2 itu. Klw memang mereka mw protes ya harus melalui pihak yg berwenang donk, jangan menebar image negatif pada masyarakat. Makanya mereka gak terpilih jd presiden karena mereka itu cuma bisa omong dan menuduh ini itu, ngga mencerminkan sikap seorang pemimpin bangsa. makanya ngga pantes mimpin bangsa ini. Cuma orang bodoh yg milih mereka menurut saya. huh.......
Balas Tanggapan
Kamis, 09/07/2009 17:11 WIBHafiz Minta Kubu Mega-Prabowo Stop Wacanakan KPU Curang ke PublikElvan Dany Sutrisno - detikPemiluJakarta - Ketua KPU Abdul Hafiz Anshary meminta tim Mega-Prabowo tidak terus menebar wacana KPU curang. Jika memang ada dugaan itu, Hafiz meminta kubu Mega-Prabowo menempuh jalur semestinya. ( van / ken )
Komentar terkini (59 Komentar)
bsurandy, dari kemarin2 daku tunggu2 respon dari KPU soal yang satu ini... sampai2 daku merasa kok sepertinya mengalah kepada dua orang ini... nah gityu dong pak Hafiz dibales gityu napa... klo perlu laporin tuh sebagai pencemaran nama baik...
Balas Tanggapan
Lucky, Kuping anda panas pak hafiz,sama dunk,yukz kita lak_ban mulut prabowo biar ga brisik mulu,he,he,he,,,
Balas Tanggapan
HB SENIOR, Pelipur lara bagi orang yang kalah itu macam2, sesuai dengan tingkat kedewasaan yang dimilikinya, baik Mega maupun Prabowo kan pribadi2 yang manja, dibesarkan dalam keluarga yang sangat kental dengan budaya priyayi yang foedalis, sehingga mereka kurang bisa menerima segala bentuk kekalahan, mereka juga sadar bahwa data2 fantastis mengenai angka2 DPT yang bermasalah tidak akan memenangkan mereka, seandainya berperkara. Maka satu2nya yang kelihatannya sahih adalah menunjuk kambing hitam, dalam hal ini mereka menemukan sasaran empuk dan imut2 seperti Bp.Ketua KPU, habis pak Anshari memang IMUT2 MENGGEMASKAN gituloh, hehehe..........
Balas Tanggapan
bukanantiMEGAPRO, gak mungkinlah Broo Hafiz nyuruh Mega stop koar-2x pilpress dan KPU curang....dia kan pakarnya Wacana...jadi presiden aja buat rakyat mah dia itu baru Wacana...kan dia selalu bilang ...KETIKA saya menjabat preseiden bla...bla...bla...bangga banget dia ngomong gitu pdhl mah kalo gusdur gak di-impeach MPR mah dia gak mungkin mejeng jadi presiden. jabatannya kan dulu Presiden Sementara hehehe. Tanya Ken Apa ?
Balas Tanggapan
Momi Destriasmono Lesmana, biarin aja pak Hafiz, rakyat juga gak perduli koq sama manusia2 itu.. ntar juga cape sendiri. toh kalo mereka semakin kelewatan, mereka sendiri yang rugi, dan bentar lagi demo besar2 menuntut grup mereka dibubarkan akan menggema di bumi indonesia... kecil2an udah mulai kan di thamrin siang tadi... hehehehe. kalah koq begitu, kaya anak kecil ajah.
Balas Tanggapan
Herybae, Betul apa kata pak hafiz,jauh lebih terhormat dan elegan kalo mega-pro melapor ke Mk dari pada berkoar2 ke publik.Masyarakat udah bosan mendengar steatment2 yg membingungkan.
Balas Tanggapan
prot, Tenang saja pak Hafiz, mereka buruk muka tapi cermin dibelah.
Balas Tanggapan
Kondom Dualime, Mengapa harus jadi penakut begitu si Hafiz dan KPunya. Kalo memang bertindak benar, independent dan sesuai hukum kenapa sih kaya kebakaran jenggot. Kaya maling yang ketangkap basah, kasihan deh. Oke!!!
Balas Tanggapan
yudhi, sudah habis duit banyak,popularitas teryata turun,sudah penampilan dimirip miripin sukarno..eh nyatanya kaga laku..ya bablas musti cari kambing hitam biar ga terlalu malu..kasihan duo pelawak ini...he...he...
Balas Tanggapan
Dee jay, Makanya RAKYAT tdk memilih km...Bsnya cuman ngomong2 TDK JELAS dan kyk og tdk pernah sekolah sj...Pake JALUR HUKUM BOZZ...
Kamis, 09/07/2009 17:11 WIBHafiz Minta Kubu Mega-Prabowo Stop Wacanakan KPU Curang ke PublikElvan Dany Sutrisno - detikPemiluJakarta - Ketua KPU Abdul Hafiz Anshary meminta tim Mega-Prabowo tidak terus menebar wacana KPU curang. Jika memang ada dugaan itu, Hafiz meminta kubu Mega-Prabowo menempuh jalur semestinya. ( van / ken )
Komentar terkini (59 Komentar)
Mantan Preman, Emang gitu kalo mental preman. Bisanya cm cari ribut. Gak jauh dari usaha perbensinan, kerjanya cuma manas-manasin doang.
Balas Tanggapan
foghat, orang tak mau nrima kekalahan kok dinasehati, mana mau, ... ini kan penganut demokrasi tapi hanya untuk pemenang, ..... klo kalah kan ngodor kesana dimari mencari simpati
Balas Tanggapan
IndoMan, Mega-Prabowo gembar gemborkan isu kecurangan dalam pilpres... kalo ada yg buktikan saja dengan fakta, jangan cuma memperkeruh suasana. Tapi ya dimaklumkan lah apalagi mereka mereka ini sudah habis banyak duit lho. Ya tentu saja gusar apalagi bang prabowo yg telah menghabiskan uang adiknya dalam pileg dan skrg pilpres yg kedua-duanya gagal tanpa hasil yg berarti. Kasian deh loe.
Balas Tanggapan
javanese, MEGA-PROtes.jdna yg tukang protes aja.bkna pro rakyat klau gt
Balas Tanggapan
J.CO, PAK BOWO, KALAU PEMILU BENAR-BENAR JUJUR, PEROLEHAN SUARA MEGRA-PRO PALING CUMA 10 PERSEN..... PEACE......
Balas Tanggapan
Eko, Maklum pak, gak siap kalah...
Balas Tanggapan
Asbun, Tolong dong terima kekalahan dengan jiwa besar, jangan selalu menuduh dan berpikiran kalau kemenangan orang lain itu selalu dicapai dengan kecurangan..
Balas Tanggapan
ppisang, BETULLL... tuhh dengerin, mending kekalahan di terima aja dengan legowo, kan masih ada 2014......, kumpulin duit lagi aja ,siapa tau pilpres 2014 bisa dapet suara banyak.....
Balas Tanggapan
BukanSiapaSiapa, Yah biarkan aja Pak, rakyat sudah pintar memilah-milah mana wacana mana kenyataan. Apalagi mereka dalam posisi kalah telak. Megawati kan sama sekali tidak memiliki jiwa negarawan, jadi biarkan saja. Nanti juga waktu yang menetukan siapa yang berwacana dan siapa yang benar. Kalau mau, ya KPU saja yang melakukan gugatan ke pengadilan, biar nanti mereka yang membuktikan kecurangan-kecurangan itu di pengadilan.

Tidak ada komentar: