Rabu, 08 Juli 2009

Perhitungan Cepat dan Hasil Pilpres 2 (Detik.com)

Rabu, 08/07/2009 17:24 WIB JK Kalah di Quick Count Golkar Sumbar: Terlalu Cepat Bahas Munaslub Yonda Sisko - detikPemilu
dok detikcom

Padang - Kekalahan pasangan JK-Wiranto di ajang pilpres 2009 diprediksi bakal membuat suhu politik di internal partai Golkar memanas. Wacana bakal dipercepatnya Munas Partai Golkar kini bertiup kencang. Bagaimana suara pengurus Partai Golkar di daerah? "Sejauh ini kita belum berpikir ke arah sana. Kita mau fokus dulu terhadap hasil pilpres yang baru saja usai," ujar Wakil Ketua DPD Partai Golkar Sumbar, Irdinansyah Tarmizi, kepada detikcom melalui telepon, Rabu (8/7/2009).Dikatakan Irdinansyah, terlalu dini bagi kader Golkar untuk langsung mengerahkan tenaga ke persoalan Munas sementara persoalan pilpres belum tuntas."Soal munas atau munaslub sudah aturan dan mekanisme partai yang mengaturnya. Jadi kita serahkan saja mekanisme yang ada. Khusus untuk Sumbar, saya pikir terlalu cepat kalau kita langsung mengerahkan perhatian ke sana (munaslub)," tukasnya tanpa bersedia berkomentar lebih lanjut.( yon / djo )
Rabu, 08/07/2009 17:52 WIB Cermati Hasil Pilpres, Koalisi Besar Akan Perkuat Barisan di DPR Indra Subagja - detikPemilu

Jakarta - Partai-partai pendukung JK-Wiranto dan Megawati-Prabowo kembali menghidupkan gagasan koalisi besar. Selain mencermati hasil hitung cepat yang menunjukkan kemenangan SBY-Boediono, mereka juga melakukan persiapan dan konsolidasi. "Koalisi besar akan merapatkan diri di DPR," kata Ketua DPP Hanura Fuad Bawazier saat dihubungi melalui telepon, Rabu (8/7/2009).Rencana itu kini segera digodok untuk jangka panjang. Namun, lanjut Fuad, saat ini pihaknya tengah mengadakan rapat guna mengevaluasi hasil pilpres."Kita tidak berdiam diri begitu saja melihat hasil pilpres. Kalau itu bersih akan kita dukung, kalau ada masalah kita teliti," tambahnya.Sebelumnya sempat beredar isu bila rencana beberapa parpol besar seperti Partai Golkar, PDIP, Hanura dan Gerindra membangun koalisi besar di parlemen akan menjadi mimpi belaka. Salah satu alasannya karena adanya upaya menggusur JK dari kursi ketua umum Golkar. Bila kendali Golkar tidak di bawah JK, koalisi besar akan bubar.( ndr / asy )

Tidak ada komentar: