Kamis, 09 Juli 2009

Perhitungan Cepat dan Hasil Pilpres 4 (Detik.com)

Kamis, 09/07/2009 15:21 WIB Datangi Bawaslu, Prabowo Disambut Pendukungnya Novi Christiastuti Adiputri - detikPemilu
Prabowo Subijanto(foto: dok detikcom)

Jakarta - Cawapres Prabowo Subianto memenuhi panggilan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu). Prabowo disambut pendukungnya. "Hidup Pak Prabowo!" teriak mereka.Prabowo tiba di Bawaslu di Jl MH Thamrin, Jakarta Pusat, Kamis (9/7/2009) pukul 14.52 WIB. Prabowo yang mengenakan safari krem tanpa peci itu terlihat dikawal 5 pengawalnya. Sekitar 20-an pendukung Prabowo menyambut dan mengikuti dari belakang, "Hidup Pak Prabowo! Hidup Pak Prabowo!"Lantas Prabowo pun naik lift menuju lantai 2. Sementara capres Megawati Soekarnoputri masih belum meninggalkan Bawaslu.Mega-Prabowo dilaporkan kubu SBY-Boediono karena diduga melakukan kampanye saat masa tenang yaitu sehari sebelum pencontrengan. Mega-Prabowo diduga melanggar pasal 213 UU 42/2008 tentang Pilpres.( nwk / iy )

Kamis, 09/07/2009 13:08 WIB Gandung: Kader Golkar Yang Membuat JK Kalah Indra Subagja - detikPemilu

Jakarta - JK kalah telak di Pilpres kali ini. Bahkan perolehan suara sementara jauh dari hasil suara Golkar di Pemilu Legislatif yang berada pada angka 14 persen. Ketua DPD Golkar DIY Gandung Pardiman menuding kekalahan karena kader di dalam yang tidak loyal."Yang mengalahkan Golkar ya sebagian kader Golkar, kalau kader Golkar saja 14 persen, tambah Hanura jadi 17 persen, dan kemudian dari pihak-pihak yang mengaku mendukung jadi minimal kisaran kepala dua," kata Gandung saat dihubungi melalui telepon, Kamis (9/7/2009).Tapi menurutnya bisa saja ada hal-hal lain yang membuat JK kalah. "Ya karena takut JK masuk putaran kedua dan dikalahkan," tambahnya.Sedang terkait ramainya isu Munaslub yang akan digelar, Gandung masih menunggu dan melakukan konsolidasi."Kalau jalan terbaik Munaslub ya Munaslub, tapi kalau ada jalan lain kenapa tidak," tambahnya.Secara pribadi langkah ke depannya dia berharap Golkar tetap berada di pihak oposisi. Karena bagaimanapun langkah oposisi sebagai tanggung jawab moral."Kita rasakan oposisi, jangan jadi pendukung SBY. Kalau kemudian Golkar ikut ke sana hanya ikut-ikut saja, kita harus lebih mementingkan harga diri," tutupnya.( ndr / iy )


Kamis, 09/07/2009 15:02 WIB Sebagai Ketua DPR, Agung Laksono Ucapkan Selamat pada SBY-Boediono Aprizal Rahmatullah - detikPemilu
foto: dok.detikcom

Video Terkait
Bu Ani Gendong Almira ke TPS
Foto Terkait
TPS di Bandara Sepi Jakarta - Agung Laksono mengucapkan selamat kepada SBY-Boediono atas hasil quick count yang menempatkan keduanya sebagai pemenang Pilpres. Agung mengucapkan selamat sebagai Ketua DPR bukan sebagai Wakil Ketua Umum Golkar."Saya ucapkan selamat berdasarkan hitung quick count. Tapi mari kita tunggu perhitungan resmi KPU," ujar Agung di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Kamis (9/7/2009).Menurut Agung, pernyataan resmi Golkar akan disampaikan pada waktunya. "Hasil quick count menempatkan SBY dapat 60 persen. Kalau mau realistis kemenangan sudah ada di tangan SBY," imbuhnya.Agung mengaku kecewa dengan pelaksanaan Pilpres. Kekacauan-kekacauan kembali terjadi saat Pileg lalu."Saya prihatin pileg masih banyak kekacauan dan sekarang terjadi lagi di pilpres," keluh dia.Mengenai perolehan suara pasangan JK-Wiranto, Agung belum bisa menyebutkan faktor yang bisa menyebabkan suara JK-Wiranto anjlok. Pilpres 2009 menekankan kepada figur dan dominasi partai tidak terlalu banyak berperan."Golkar akan mengevaluasi mengapa sampai kalah di Pileg dan sekarang di Pilpres," kata Agung.Apa artinya kemarin Golkar kalah atau meleset dalam memilih capres? "Kalah atau meleset itu biasa saja," kilahnya.( nik / nrl )
Kamis, 09/07/2009 14:17 WIB Kampanye di Masa Tenang Mega Penuhi Panggilan Bawaslu Ditemani Rini Soemarno Novi Christiastuti Adiputri - detikPemilu

Video Terkait
Usai Nyontreng Mega Pamer Jari Kelingking
Foto Terkait
'Pro USA' di Foto SBY-Boediono Jakarta - Capres Megawati memenuhi panggilan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) terkait pidato Mega di masa tenang. Puluhan pendukung Mega kompak memberi semangat.Mega yang mengenakan baju warna biru muda tiba di kantor Bawaslu, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, Kamis (9/7/2009) pukul 13.47 WIB.Ketua Umum DPP PDIP ini tampak didampingi didampingi Sekjen DPP PDIP Pramono Anung dan mantan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Rini Soemarno, yang dikenal sebagai sahabat Mega.Sekitar 20 pendukung Mega tampak menyambutnya. Para pendukung yang kompak menyematkan pin bergambar Mega-Prabowo di dada mereka berteriak "Hidup Mega...Hidup Mega!"Mega langsung masuk menuju lantai 2 Gedung Bawaslu. Sementara para pendukungnya bertahan di lobi sambil menggelar orasi."KPU adalah penipu, tidak adil. Sekarang Ibu Mega sudah hadir di sini," kata salah seorang orator.Sedangkan Cawapres Prabowo Subianto dijadwalkan akan dimintai klarifikasi pukul 15.30 WIB.Dalam kesempatan terpisah, anggota Bawaslu Wahidah Suaib mengatakan Bawaslu akan mengklarifikasi apakah pidato Mega di Kebagusan pada Selasa 7 Juli 2009 memenuhi 4 syarat pelanggaran atau tidak."Nanti kita klarifikasi apakah memenuhi 4 unsur pelanggaran. Kita akan melihat materi yang disampaikan," kata Wahidah.Dikatakan dia, 4 unsur pelanggaran itu yakni ada tidak penyampaian visi misi. Kedua, ada atau tidak tim kampanye yang hadir. Ketiga, ada atau tidak atribut capres cawapres serta ada atau tidak unsur mempengaruhi pemilih. "Unsur itulah yang akan kita gali nanti," ujar Wahidah.Mega-Prabowo dilaporkan kubu SBY-Boediono karena diduga melakukan kampanye saat masa tenang yaitu sehari sebelum pencontrengan. Mega-Prabowo diduga melanggar pasal 213 UU 42/2008 tentang Pilpres.( aan / nrl ) Kamis, 09/07/2009 14:01 WIB Kisah Sedih Pendukung JK di Makassar Muhammad Nur Abdurrahman - detikPemilu
dok detikcom

Makassar - Hasil quick count pilpres 2009 yang menunjukkan jebloknya perolehan suara Jusuf Kalla (JK) membuat pendukungnya di Makassar kecewa. Beberapa tempat yang biasanya dipenuhi pendukung JK, terlihat sepi.Di kantor DPD Partai Golkar Sulawesi Selatan (Sulsel), misalnya. Tidak ada kegiatan yang berarti di tempat tersebut. Padahal pada hari-hari menjelang pencontrengan, kantor DPD Golkar Sulsel itu selalu terlihat ramai. Ketua DPD I Golkar Sulsel yang juga walikota Makassar, Ilham Arif Sirajuddin, kerap terlihat mondar-mandir.Tapi kini dia lebih banyak mengurung diri di ruangannya, tanpa ditemani oleh fungsionaris Golkar Sulsel lainnya. "Kita sudah berusaha sekuat tenaga memenangkan Pak JK, tapi pilihan masyarakat berkehendak lain," tutur Ilham.Beberapa warung kopi di Makassar juga terlihat sepi dari hiruk-pikuk obrolan politik. Kalau pun ada pendukung JK yang datang, mereka terlihat tak bersemangat.Warung kopi Daeng Anas, Jl Pelita Raya, salah satunya. Di warung ini sejumlah pendukung JK-Wiranto terlihat murung dan bertanya-tanya tentang hasil quick count. "Saya tidak bisa habis pikir, kenapa kok jagoan kita bisa keok duluan. Yang aneh kenapa di Aceh bisa kalah telak, padahal peran JK di Aceh signifikan," ungkap Rahmad Nadja, pendukung setia JK-Wiranto. Pria ini pernah bernazar ingin menyembelih dua ekor kambing jika JK menang. Suasana serupa juga terlihat di sekretariat Sahabat Muda JK (SMJK), Jalan Gunung Klabat, Makassar. Mobil-mobil berlabel gambar JK-Wiranto yang terparkir di depan sekretariat SMJK, tinggal satu-dua saja. Padahal biasanya halaman parkir gedung SMJK tak pernah sepi. Demikian pula dengan para pengurus SMJK Makassar. Mereka kompak berpakaian hitam-hitam. Namun semua itu tidak terjadi di kantor DPD I Partai Demokrat Sulsel. Situasi di tempat ini berbeda 180 derajat. Tempat ini ramai dikunjungi kader dan simpatisan Demokrat. Bahkan pada hari pencontrengan, mereka berkumpul hingga malam hari."Mari berlapang dada menerima hasil Pilpres. Inilah kemenangan rakyat Indonesia," pungkas Reza Ali, ketua DPD Demokrat Sulsel yang juga anggota DPR RI terpilih.( mna / djo )

Kamis, 09/07/2009 12:41 WIB SBY Menang di Quick Count Tim JK-Wiranto Ucapkan Selamat Gunawan Mashar - detikPemilu
Foto: Dokumen detikcom

Jakarta - Pengumuman Komisi Pemilihan Umum (KPU) soal pemenang Pilpres 2009 baru dilansir dua pekan mendatang. Namun sepertinya, kemenangan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)-Boediono sudah tak terbendung. Tim Jusuf Kalla (JK)-Wiranto pun mengucapkan selamat."Saya sebagai Ketua Tim Kampanye Nasional JK-Wiranto mengucapkan selamat atas terpilihnya SBY-Boediono," kata Fahmi Idris.Hal itu disampaikan dia di Slipi II, Jalan Ki Mangun Sarkoro, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (9/7/2009).Seperti diketahui, hasil hitung cepat sejumlah lembaga survei menyatakan SBY-Boediono menang telak atas dua pasangan lain, Mega-Prabowo dan JK-Wiranto. Menurut lembaga-lembaga tersebut, suara SBY-Boediono rata-rata mencapai 60 persen.Sementara itu tabulasi sementara KPU juga menunjukkan SBY-Boediono unggul dengan 60,72 persen. Tempat kedua ditempati Mega-Prabowo dan paling buncit JK-Wiranto.( ken / nwk )
Kamis, 09/07/2009 12:13 WIB Golkar Riau: JK Kalah Karena Figur, Bukan Mesin Politik Chaidir Anwar Tanjung - detikPemilu
dok detikcom

Pekanbaru - Provinsi Riau dikenal salah satu lumbung Golkar. Namun dalam pilpres, jagonya JK-Wiranto kalah telak dengan SBY-Boediono."Mesin politik Golkar Riau itu sudah bekerja maksimal. Tapi entah kalau mesin politik partai yang lain yang sama-sama mendukung JK," kata Sekretaris DPD Golkar Riau, Mudjito dalam perbincangan dengan detikcom, Kamis (9/07/2009) di Pekanbaru.Sekretaris Golkar ini menyebut, kekalahan telak JK di lumbung Golkar bukan pada soal mesin politiknya. Namun hal itu lebih pada figur calon itu sendiri."Pilpres inikan untuk memilih calon pemimpin bangsa. Figur seseorang itu sangat kuat mempengaruhi rakyat. Dan mesti diingat yang dipilih rakyat itu orangnya bukan partainya. Buktinya dalam pemilu legislatif Golkar di Riau masih teratas hasilnya," kata Mudjito mantan anggota DPRD Riau ini.DPD Golkar tidak mau disalahkan begitu saja atas kekalahan jago mereka. Menurut Mudjito, dalam pilpres mesin politik partai hanyalah sebagai perahu untuk mencalonkan seseorang. Pengaruh partai untuk mengajak masyarakat memilih calonnya tidak terlau signifikan."Seperti yang saya sebutkan tadi, dalam pilpres figur calon lebih banyak mempengaruhi rakyat ketimbang partai pendukungnya. Khusus dalam pilpres, partai ini hanya perahu saja untuk mengajukan calonnya," kata Mudjito.( cha / djo )
Kamis, 09/07/2009 11:58 WIB Pengkhianat Sebabkan JK Keok Gunawan Mashar - detikPemilu
Foto: Dokumen detikcom

Jakarta - Suara Jusuf Kalla (JK)-Wiranto sungguh jeblok. Perolehannya berdasarkan quick count hanya sedikt di atas 10 persen. Salah satu penyebab jebloknya suara JK adalah adanya pengkhianat di Partai Golkar."Dinamika di Golkar yang ada ke sana dan ada yang ke sini, ada yang ke sana malu-malu mengakui. Kalau saya tidak biasa berkhianat karena itu butuh keahlian," kata Ketua Tim Kampanye JK-Wiranto, Fahmi Idris.Hal itu disampaikan pria yang kini menjabat sebagai Menteri Perindustrian itu di Slipi II, Jalan Ki Mangun Sarkoro, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (9/7/2009).Faktor lainnya, kata Fahmi adalah soal keterbatasan dana. Menurutnya, untuk menggerakkan semua elemen membutuhkan dana yang sangat banyak. Dan seperti diketahui, pasangan JK-Wiranto tidak memiliki banyak anggaran untuk berkampanye.Hal lain yang tidak kalah mempengaruhi suara JK menurut Fahmi adalah soal ketidakakuratan daftar pemilih tetap (DPT). Fahmi mengatakan, ada 11 juta pemilih bermasalah di DPT yang tidak sempat diperbaiki karena mepetnya waktu."Soft copy memang kita perbaiki tapi hard copy sudah terbagi ke TPS-TPS," katanya.Faktor terakhir adalah kurangnya sosialisasi soal diperbolehkannya memilih dengan kartu tanda penduduk (KTP). "Faktor lain seperti pakai KTP tapi harus pakai kartu keluarga (KK), orang yang bepergian tidak selalu dong bawa KK. Nah itu tidak bisa memilih," katanya."Jadi siapa saja yang terpilih harus memperbaiki DPT paling lambat setahun," lanjut Fahmi.( ken / iy )
Kamis, 09/07/2009 11:40 WIB Baru Rancang Kampanye Saja Dihadang Munaslub, Bagaimana JK Tak Kalah? Gunawan Mashar - detikPemilu

Jakarta - Hasil quick count menujukan pasangan JK-Wiranto di posisi buncit. Ketua Tim Kampanye Nasional Pasangan JK-Wiranto, Fahmi Idris, menilai kondisi ini disebabkan Partai Golkar yang tidak solid. "Partai Golkar memang tidak solid, ada yang di sana dan ada yang di sini," kata Fahmi di Markas Golkar Slipi 2, Jl Ki Mangun Sarkoro, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (8/7/2009). Fahmi menjelaskan, ketika JK mencalonkan diri sebagai capres, ada anggota Golkar yang malah merancang diadakannya Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub). "Ketika ada yang serius merancang kampanye, malah ada yang kumpul-kumpul untuk merancang munaslub," katanya. Fahmi mengatakan, wacana Munaslub sudah lama terjadi. Persisnya ketika JK akan maju sebagai capres. Saat itu menurut Fahmi ada anggota Golkar yang masih ada berkehendak bergabung dengan SBY."Ini bukan barang baru. Sudah lama ada ide tersebut. Ketika JK jadi capres di satu sisi ada yang berkehendak dengan SBY," katanya.( nal / iy )
Rabu, 08/07/2009 21:09 WIB JK Kalah Telak Bukti Tokoh NU-Muhammadiyah Tak Laku Indra Subagja - detikPemilu

Jakarta - Capres Jusuf Kalla (JK) sempat menggandeng NU dan Muhammadiyah. Tapi sayangnya itu tidak berpengaruh banyak kepada peroleh suara di pilpres. Alamat tokoh agama sudah tidak dilirik massa pendukunganya?"Sebetulnya memang politik aliran sudah cair, sudah tidak ada. Jadi preferensi pemilih sudah bukan lagi pada identitas kultural, tapi pada tokoh dan dalam hal ini figur SBY lebih kuat dibanding tokoh agama itu," kata pengamat politik Syamsudin Haris saat dihubungi melalui telepon, Rabu (8/7/2009).Dia menjelaskan, selain tokoh agama yang memang sudah tidak melekat kepada anggotanya, memang calon pesaing yang tampil dalam pilpres melawan SBY masih jauh sisi kefigurannya."Ini akibat kebebasan memilih dan perkembangan demokrasi tidak lagi seperti dahulu. Jadi sekarang ini tidak seperti dahulu, yang berpola pemimpinnya milih A dan pemilih massanya milih A, sekarang sudah berubah," tambahnya.Tapi hal ini juga bukan berarti masyarakat sudah berpikir realistis dalam memilih. "Ini karena kefiguran SBY yang mengalahkan tokoh agama dan pesaingnya, buktinya masyarakat tidak melihat isu dan kebijakan yang diperjuangkan, tetapi pada tokoh," tutupnya.( ndr / asy )

Kamis, 09/07/2009 15:38 WIB Golkar Bali Belum Bersikap Soal Perolehan Suara JK Gede Suardana - detikPemilu
dok detikcom

Denpasar - DPD Partai Golkar Bali belum bersikap atas kekalahan JK pada pilpres 8 Juli 2009. Golkar Bali menyerahkan sepenuhnya keputusan apakah berkoalisi atau menjadi oposisi kepada keputusan partai."DPD Golkar Bali belum mengambil sikap," kata Korwil Partai Golkar wilayah Bali Gede Sumarjaya Linggih kepada detikcom melalui telepon, Kamis (9/7/2009).Sumarjaya menambahkan bahwa Golkar Bali tidak akan mengambil keputusan terkait isu berkoalisi dengan Partai Demokrat atau memilih menjadi oposisi. "Kita tidak bisa menentukan sendiri, semua tergantung mekanisme partai," ujarnya.Sementara itu, terkait desakan menggelar munaslub menyusul kekalahan Ketum Golkar Jusuf Kalla, Sumarjaya yakin tidak akan terjadi.Justru menurutnya yang akan terjadi adalah Munas Golkar dipercepat. "Namun Golkar Bali belum berpikir akan adanya Munaslub," ujarnya.( gds / djo )
Kamis, 09/07/2009 15:02 WIB Sebagai Ketua DPR, Agung Laksono Ucapkan Selamat pada SBY-Boediono Aprizal Rahmatullah - detikPemilu
foto: dok.detikcom

Video Terkait
Bu Ani Gendong Almira ke TPS
Foto Terkait
TPS di Bandara Sepi Jakarta - Agung Laksono mengucapkan selamat kepada SBY-Boediono atas hasil quick count yang menempatkan keduanya sebagai pemenang Pilpres. Agung mengucapkan selamat sebagai Ketua DPR bukan sebagai Wakil Ketua Umum Golkar."Saya ucapkan selamat berdasarkan hitung quick count. Tapi mari kita tunggu perhitungan resmi KPU," ujar Agung di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Kamis (9/7/2009).Menurut Agung, pernyataan resmi Golkar akan disampaikan pada waktunya. "Hasil quick count menempatkan SBY dapat 60 persen. Kalau mau realistis kemenangan sudah ada di tangan SBY," imbuhnya.Agung mengaku kecewa dengan pelaksanaan Pilpres. Kekacauan-kekacauan kembali terjadi saat Pileg lalu."Saya prihatin pileg masih banyak kekacauan dan sekarang terjadi lagi di pilpres," keluh dia.Mengenai perolehan suara pasangan JK-Wiranto, Agung belum bisa menyebutkan faktor yang bisa menyebabkan suara JK-Wiranto anjlok. Pilpres 2009 menekankan kepada figur dan dominasi partai tidak terlalu banyak berperan."Golkar akan mengevaluasi mengapa sampai kalah di Pileg dan sekarang di Pilpres," kata Agung.Apa artinya kemarin Golkar kalah atau meleset dalam memilih capres? "Kalah atau meleset itu biasa saja," kilahnya.( nik / nrl )
Kamis, 09/07/2009 13:12 WIB Ketua KPU Ingatkan Kerawanan Rekapitulasi Suara di Kecamatan Elvan Dany Sutrisno - detikPemilu
Foto: Dokumen detikcom

Jakarta - Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU), Abdul Hafiz Anshary meminta Panitia Pemilih Kecamatan (PPK) berhati-hati merekapitulasi hasil suara pilpres. Hafiz menengarai di tingkat itu rawan terjadi manipulasi suara."Berdasarkan pengalaman pileg kemarin, rekapitulasi di kecamatan itu paling rawan," kata Hafiz saat ditemui wartawan di kantornya, Jl Imam Bonjol, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (9/7/2009).Hafiz kemudian mencontohkan beberapa temuan serupa yang dilaporkan kepada KPU dalam Pileg 9 April lalu. Petugas PPK pun diharapnya tidak bertindak ceroboh."Misalnya waktu pileg, satu peserta pemilu dapat 557 suara, petugas PPK diminta untuk menambah angka enam di depan perolehan suara, sehingga suaranya menjadi 6.557. Untung petugas menolak," kata Hafiz sembari tertawa.Hafiz mengakui, praktek manipulasi berawal dari beberapa oknum yang mencoba mengintimidasi petugas. Hafiz meminta PPK mewaspadai hal semacam ini."Intimidasi itu diarahkan kepada petugas yang melakukan rekapitulasi," ujar Hafiz.( van / ken )

Tidak ada komentar: